Rabu, 16 April 2014

Lika-Liku Perjalanan Demokrasi di Pemilu 2014

Dari sekian banyak berita yang saya dengar dan lihat dalam beberapa pekan ini membuat saya berpikir banyak tentang apa yang terjadi di Negara indonesia tercinta. Hal menarik yang membuat saya berpikir keras adalah tentang topik prabowo vs jokowi dan dengan kata lain pdip vs gerindra. 

Ada banyak cerita yang saling menyerang dengan menjelek-jelekkan satu sama lain tanpa melihat etika dan bahkan data dan fakta. Perjanjian batu tulis yang dilayangkan gerindra dengan dalil pdip melanggar komitmen bahkan sampai kepada negative campaign yang dilakukan gerindra dan mungkin juga pdip. Ya mungkin bagi kalangan politisi dan praktisi parpol, hal ini merupakan hal yang biasa dan halal, tapi sayang bagi saya hal tersebut menjadi adalah hal yang memalukan, tidak berkelas dan sangat mencederai demokrasi. 

Mulai dari batu tulis yang dimana gerindra menuding pdip melanggar komitmen yang disepakati di tahun 2009 lalu. Saya tidak tahu persis masalahnya di mana dan apa yang membuat perjanjian ini begitu dimunculkan dengan sindiran-sindiran dari salah satu kader gerindra. Setelah melihat tayangan youtube di acara debat yang ditayangkan tv one, saya menangkap kesan aneh, di mana gerindra tidak mempermasalahkan hal itu, tapi tetap menyerang dengan tuduhan melanggar komitmen dan dihubungkan dengan banyak hal. Kalau tidak jadi masalah, kenapa dipermasalahkan? Itu yang membuat saya tidak habis pikir mengapa bisa demikian. 

Masalah lainnya adalah tentang topik negative campaign yang juga saya lihat sari youtube yang dilakukan oleh 4 partai besar yang di mana gerindra dan pdip masuk di dalamnya. Beberapa isu telah saya baca dari beberapa sumber (mesti semua sumber), ada banyak hal yang diungkapkan tidak berdasar data dan fakta yang saya rasa benar. Misal tentang prabowo dengan isu tragedi 98, sampai sekarang tidak pernah ada data yang mengungkap siapa dalang sebenarnya. Selalu isu simpang siur yang di utarakan di dalam sebuah kampanye untuk menjatuhkan calon lain. Masalah lain isu gagalnya pemerintahan megawati atas penjualan pulau dan juga beberapa bumn lainnya. Data lain menyebutkan bahwa penjualan itu semua juga tidak lepas dari peran  MPR. Dan lagi selalu isu dimunculkan di topik yang tidak pernah jelas kebenarannya. Apakah ini politik sehat? Saya rasa hal ini sangat memlaukan dan mencederai semangat demokrasi.

Dan tentunya masih banyak topik yang digunakan untuk menyerang calon lain yang tidak perlu saya sebutkan semuanya karena akan sangat panjang. Hal ini bisa dicari di dalam berita seperti kompas.com, detik.com, dan juga media lain yang kompeten dan dapat dipertangggung-jawabkan kebenarannya.

Ok, lupakan sejenak hal di atas dan beralih kepada pemikiran saya sebagai orang awam. Saya sangat salut dan respek kepada megawati yang di mana mencalonkan kadernya yang sangat dicintai rakyat. Di mana hal ini bisa saja dilakukan karena permintaan rakyat dan juga beliau sadar akan kesalahan di masa lalu (kalau benar begitu) dan juga karena beliau sadar akan kapasitas jokowi jauh di atas dirinya. Harusnya hal ini ditiru oleh prabowo, di mana beliau punya kader yang sangat hebat dan saya rasa kualitasnya di atas prabowo, yaitu, ahok. Sama seperti megawati, harusnya prabowo sadar akan titik lemah dan kesalahan beliau di masa lalu (kalau benar begitu) dan mulai menyerahkan ke kader yang belum memiliki celah dan cacat di masa lalunya, sehinnga rakyat bisa melihat sosok prabowo yang tidak ambisi jabatan, sama persis dengan tuduhan yang ditujukan ke megawati beberapa waktu silam sebelum dimunculkannya jokowi.

Dua partai saja membuat pusing belum lagi manuver dari partai lain. Hancurnya suara demokrat yang dimana menjadi penguasa di 2 periode sebelumnya, dan juga lika-liku isu dimunculkannya lagi koalisi poros tengah dengan gabungan partai berbasis agama. Ya hal yang akan membuat seru dalam beberapa bulan ke depan yang di mana sudah banyak prediksi yang muncul dari para ahli politik dan juga ahli dibidang lain tentang hal ini. Dan terlalu panjang untuk saya tulis semuanya dalam 1 halaman ini.

Lupakan dulu sejenak masalah lika-liku yang ada dan kembali kepada pemikiran sederhana saya sebagai orang awam. Pada dasarnya semua parpol menyerukan suara rakyat dan memang benar dan tidak dapat disangkal lagi. Cuman yang jadi masalah suara rakyat yang mana? Sedangkan suara rakyat menurut sepengetahuan saya adalah keadilan sosial dan kesejahteraan. Kalau semau partai mengusung semangat suara rakyat, mengapa ke 2 hal tersebut tidak pernah terjadi? Saya rasa partai politik sedang salah mendengar suara rakyat Indonesia dan sedang mendengar rakyat dari negara maju yang sudah tidak perlu dipikirkan kesejahteraannya lagi dengan seksama. Saya rasa indonesia baru tidak akan bisa bersaing dalam perdagangan bebas kalau hal di atas tetap saja terjadi dan berulang di dalam setiap pemilu.


Salam damai dari saya,
Oss