Selasa, 03 November 2015

Nasionalisme Bukanlah Suatu Paham Untuk Memusuhi Asing

Dua hari ini saya posting dua hal berbeda tentang hal yang luar biasa menurut saya, pertama adalah dibangunnya jalur MRT dengan foto yang sangat keren dan juga tertariknya PIXAR akan cerita rakyat Indonesia yang akan diangkat menjadi film animasi. Tentunya dua kisah di atas merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi saya sebagai warga negara. 

Dan ada kometar dari seseorang yang membuat saya tergelitik. Dia bilang intinya begini "apa yang dibanggakan dengan dibangunnya MRT? Itu kan teknologi asing, bukan tekonologi asli Indonesia". 

Ya hal itu tidak salah sih, hampir sependapat dengan bapak pendiri bangsa ini yang begitu ingin mengembangkan potensi lokal sampai tidak melepas banyak hal untuk asing, salah satunya tambang. Tapi ingat, sukarno bukan anti asing, tapi beliau anti dengan ideologi barat. Sukarno masih punya teman asing, masih menggunakan kapal buatan rusia, dan sukarno juga dibantu orang-orang hebat lulusan asing. Dan hal itu yang dikerjakan sukarno pada masa itu, sampai masa itu harus punah seiring munculnya sebuah orde perusak harapan maksimalnya kekuatan lokal. 

Ada kisah yang mungkin tidak tertulis tentang bagaiama reaksi sukarno akan tambang yang menunggu putra bangsa ada yang sanggup untuk mengerjakannya, walau diiming-imingi asing untuk melepas. Dan sukarno tetap pada prinsipnya, dia menolak melepas ke asing. Bagaimana rusai memberi hibah sebuah kapal laut yang menjadikan Indonesia sebagai macan asia tentara keluatan dan terkuat di asia. Bagaimana sukarno bekerja sama dengan john kennedy dan presiden amerika yang bisa meluluhkan hati sukarno untuk sedikit membuka pintu untuk amerika, dan akhirnya terbenuh entah apa sebabnya. Yang pasti amerika punya ambisi menguasai bangsa ini. Hal ini menunjukkan bahwa sukarno tidak anti asing, hanya anti akan ideologi asing yang kadang tidak sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia. 

Mungkin dari sepenggal kisah hebat pendiri bangsa ini akan saya selami gaya berpikir sukarno walau mungkin tidak tepat. Menerima produk asing bukan berarti kita pro produk asing dan tidak cinta produk dalam negeri. Yang jadi masalah adalah bisa tidak bangsa ini membuatnya? Dan salah satu ajang belajar paling cepat sebuah teknologi adalah dengan istilah "transfer teknologi" yang langsung dipraktekkan. Saya percaya bahwa senapan dan senjata canggih lainnya tidak akan bisa diproduksi indonesia kalau tidak dahulu menggunakannya dan beli ke asing bukan? Terbukti sekarang senjata perang indonesia merupakan salah satu yang disegani dunia. Beberapa tahun terakhir TNI bisa menjadi juara tembak tingkat dunia hanya dengan menggunakan senjata buatan Indonesia. Ya itulah yang disebut "transfer teknologi" yang terus dikembangkan. Dengan orang handal di dalamnya, saya percaya akan memghasilkan sebuah kualitas. 

Mungkin ke depan pesawat juga akan menjadi kebanggan tersendiri dengan adanya bapak habiebie yang masih semangat dalam memperjuangkan mimpinya sejak muda, pesawat asli Indonesia bisa diproduksi sendiri. Apa habibie produk dalam negeri 100%? Tidak, beliau lulusan asing, pernah bekerja di asing dan baru sekarang didukung pemerintah untuk membanggakan negaranya. Dan apakah komponen pesawat 100% buatan lokal? Saya yakin tidak, pasti masih ada juga buatan asing yang di mana kita belum mampu memproduksi sendiri. 

Sama halnya dengan pembangunan MRT dan video animasi dari PIXAR, biarkan orang kita belajar langsung pada mereka yang sudah sukses dibidangnya untuk mengambil pengetahuannya dan diterapkan di dalam negeri. Untuk menempuhbjalur formal pendidikan, akan terasa lama di tengah pembangunan yang sudah dimulai sekarang. Kalau semua anti asing dan tidak menggunakan produk asing, menurut saya buang saja hand phone asing kita, sepatu, baju, celana, dan semua produk asing lainya dong? Jangan jadi munafik. Apa kita kirim orang kita belajar di jepang atau china untuk membuat MRT sedangkan proyeknya sedang berjalan? Itu konyol begitu lulus, proyek sudah selesai. Apa gunanya? Membuang waktu menurut saya. 
Untuk sebuah film animasi, apakah Indonesia tidak punya sdm yang handal? Banyak, masalahnya ada atau tidak perusahaan lokal yang mengarah ke sana dengan prestasi mendunia? Tidak ada, jadi apa salahnya PIXAR menggarap dan mungkin pemerintah juga melibatkan perusahaan lokal untuk gabung di dalamnya? Semua mekanisme bisa diatur untuk sebuah "transfer teknologi" yang dimana masing-masing pihak pasti sudah mengitung untung dan ruginya. 

Dan kalau kita gunakan prinsip sukarno pada masa itu untuk diterapkan sekarang, kita mundur dua generasi. Sudah terlambat untuk mengirim putra-putri terbaik lulus dari negeri luar dan baru memulainya, karena negeri ini sudah membuang banyak waktu dengan sia-sia. 32 tahun ditambah masa setelah itu adalah pembuangan dan pembiaran potensi terbaik dalam negeri mati segan hiduppun tak sanggup. 

Yang jadi masalah adalah bukan bisa atau tidak bisanya, tapi lebih ke arah mau atau tidaknya. Kalau semua pihak bersatu pasti bisa. Proton juga tidak langsung 100% pdoduk malaysia bukan? Masih ada proses "transfer teknologi" untuk menjadikan proton sebagai kebanggaan warga Malaysia. 

Mungkin itu sepenggal kisah gaya berpikir bapak kebangaan indonesia, sukarno dan yang mungkin dilakukan sukarno kalau menghadapi kondisi bangsa seperti sekarang. Dan mohon maaf bila salah dalam menafsirkan. 

Jadi nasionalisme adalah sebuah paham yang bukan memusuhi asing dan produknya, tapi lebih ke arah bagaimana teknologi asing bisa kita pelajari dan kembangkan untuk menghasilkan sebuah karya anak bangsa yang mendunia. "Transfer teknologi" dan mengirim putra-putri terbaik bangsa sekolah ke luar secara bersamaan akan mendorong daya saing yang sangat bagus ke depan. Di saat mereka lulus, sudah ada sebuah proyek peecontohan secara nyata yang bisa dikembangkan dan dikemas menjadi sebuah karya kebaggaan anak bangsa. Sebuah karya dengan label MADE IN INDONESIA dan diakui dunia. 



Salam, 
Laskar Banyuwangi

Senin, 27 Juli 2015

Jangan Halangi Kedaulatan Tuhan dengan Cara Manusiawi

Kemarin malam ada kunjungan 2 anak panitia camp pelajar beberapa waktu lalu di tempat kerja. Banyak hal kita sharekan, obrolkan, dan bahas. Hhmm ya mungkin hanya sekitar 1-2 jam saja, tapi saya rasa waktu berkualitas untuk saya menanamkan sebuah nilai tanpa melalui sebuah acara formal keagamaan atau apalah namanya. Mulai dari pengalaman pribadi, kegerakan di banyuwangi yang lagi mulai banyak aliran yang masuk, sampai hal kebangsaan menjadi menu "makan" malam. Dan yang pasti saya begitu menikmati hal ini daripada harus membuat suatu acara formal yang terus menerus. 

Ada beberapa poin penting yang menjadi perenungan saya semalam hasil dari share dengan anak-anak tersebut. Beberapa poin yang sepertinya tidak nyambung menjadi satu topik. Tapi ini menarik menurut saya.

Pertama adalah kesaksian tentang dia yang mengusir setan dalam nama Yesus kepada beberapa temannya, bukan hanya 1 orang, tapi banyak. Seorang anak smp dari sebuah gereja lokal di banyuwangi selatan yang tidak saya duga sudah melakukan hal seperti itu. Hal ini menggenapi banget dalam janji Allah di dalam injil markus 16:17 tentamg tanda-tanda orang percaya yang mengusir setan demi nama Yesus. Dan hal ini membuktikan bahwa janji Allah bukan milik pendeta, gembala sidang, senior, orang yang dewasa, atau apalah itu. Tapi lewat seorang anak smp yang percaya Yesus adalah Tuhan, dia  bisa mengusir setan dengan mudahnya. Bagi banyak orang mungkin hal ini adalah hal biasa dan memang hal yang biasa terjadi, tapi saya batu tahu bahwa anak smp bisa melakukannya, dan saya rasa ini luar biasa. Tuhan tidak membatasi umur seseorang untuk Dia pakai melakukan pekerjaanNya, hanya satu syarat saja, tidak lebih percaya Dia dan otomatis tanda-tanda ini akan menyertainya. Hal ini semakin membuat saya yakin bahwa kegerakan orang percaya akan tergenapi, tanpa melihat status, golongan, dan perbebdaan lainnya, cuman 1 syarat, yaitu orang percaya kepada Allah yang hidup.


Kedua adalah mulai banyaknya aliran kristen yang masuk ke banyuwangi dengan berbagai kegerakannya masing-masing yang malah membuat tidak sedikit gereja lokal menutup diri. Jujur saja saya juga bingung kenapa masalah ini menjadi seperti ini, tapi saya merasa ada beberapa hal penyebabnya baik dari si pembawa kegerakan maupun gereja lokalnya sendiri.

Dari sisi pembawa kegerakan saya melihat metode, cara, dan doktrin yang diajarkan bertolak belakang dengan beberapa gereja lokal. Contoh, pembawa kegerakan adalah yang namanya disebut aliran karismatik, maka banyak dari aliran lain kurang setuju dengan hal-hal yang menjadi sebuah kebiasaan di sana seperti berbahasa roh. Contoh lain lagi masalah doktrin baru yang saya sendiri bingung dari mana asalnya, seperti aliran yang harus menggunakan bahasa ibrani dalam menyebut nama Allah. Ya hal-hal seperti itu yang akhirnya membuat kegerakan itu tidak akan tahan lama, satu-satunya cara membuat kegerakan itu menarik adalah dengan mengatas namakan Kehendak ALLAH. Bukannya saya anti, cuman agak risih aja kalau itu menjadi doktrin dan menyalahkan aliran lain yg menyebut Allah dengan bahasa lain. (Saya tidak akan bahas detail tentang hal ini, karena bukan ini poin utama dalam bahasan kali ini). 

Dari sisi gereja lokal yang saya tahu dari beberapa gembala sidang adalah kekuatiran anak-anak mereka tersesat dengan mengikuti acara di luar gerejanya, sinodenya, ataupun link dari rekan mereka yang sudah dikenal. Hal yang manusiawi sih sebagai pemimpin suatu organisasi, dan itu tidak salah juga. Di jaman akhir memang akan muncul banyak nabi palsu, guru palsu, rasul palsu, gembala palsu, dan penginjil palsu, dan itu tidak bisa dipungkiri, dan bahkan muncul aliran yang mengaku dirinya adalah tuhan. Ya memang itu kondisi yang tidak bisa ditentang, dan itu pasti terjadi. Faktor kedua adalah dikarenakan aliran gereja tersebut sangat Inklusif dan menganggap bahwa alirannya paling benar. Ya ini yang susah dan mending tidak usah dibahas karena akan buang-buang enerji saya untuk mengetik. Faktor ketiga adalah terlalu berbelit-belitnya aturan, birokrasi, dan struktur dari gereja lokal, sehingga kegerakan akan banyak berhenti karena hal ini. Masalah ijin yang ribet, harus temui si a, si b, harus ada surat resmi dari sipenyelenggara dengan ada payung hukum di dalamnya (gereja lokal atau organisasi lainnya). Dan setelah terpenuhi, juga tidak akan membuat perbedaan. Hasilnya sama, undangan suatu kegerakan hanya sebatas pengumuman dan kadang malah tidak dianggap sama sekali. Dan itu terjadi.! Dan yang membuat ironis adalah ada juga yang selalu menyesatkan setiap kegerakan yang ada, bahkan yang sudah sekala nasional dan internasional. Dan itu juga terjadi.!

Ada sebuah jarak pemisah antara ke dua belah pihak. Hal ini juga pernah terjadi di jaman para rasul, dan hal ini sangat manusiawi sekali. Dalam 1 korintus 3 dikisahkan bahwa terjadi perpecahan, ada yang mengatakan golongan paulus dan golongam apolos. Tapi mereka lupa bahwa keduanya sama disebut hamba Allah, memberitakan Tuhan yang sama, dan Tuhan sendiri yang memberi pertumbuhan.
Pada saat kita fokus kepada Tuhan, maka cara, perbedaan, dan hal-hal yang bersifat agamais bukan lagi menjadi pengahalang lagi.


Salam laskar Banyuwangi

Minggu, 12 Juli 2015

Kesia-sian Hidup adalah Kehidupan Tanpa Kasih

Sepertinya hari ini merupakan hari pertama saya melihat dengan mata sendiri bagaimana nuansa masyarakat di kampung saya yang "melekan" untuk menyambut sahur. Entah kenapa hari ini saya tidak bisa tidur, ya mungkin udara panas karena ac kamar lagi bermasalah. Atau mungkin ada sesuatu di hati ini yang tidak nyaman, tidak ada yang saya pikirkan hari ini, tapi entah kenapa bisa. Saya coba untuk memejamkan mata, saya paksa dan paksa, tetapi tidak bisa. Saya nyalakan "game" juga tidak bisa membuat mata dan hati ini tenang. 

Akhirnya jam 2 pagi saya putuskan untuk keluar dan menyalakan televisi dengan harapan bisa tertidur di kursi. Saya ganti-ganti acara dari televisi yang satu dan yang lain entah berapa kali putaran seperti itu tanpa ada yg jelas untuk ditonton. Kayak orang galau kali yah. Hahaha
Sambil menonton tv dengan tidak jelas, terdengar suara banyak orang di luar rumah dengan bercanda, ngobrol, dan suara motor menghiasi keheningan malam menjelang pagi di ruangan televisi. Hingga sekitar jam 3 saya melihat sebuah film lama yang berjudul "my name is khan". Sudah beberapa kali film ini saya tonton dan ya seperti itu kisahnya. Ada banyak nilai yang bisa dipelajari dari film ini, dan ada satu bagian yang selalu saya lewatkan, dan malam ini pesan itu begitu kuat di hati dan memaksa saya membuka blog supaya tidak lupa. 

Kisah di film ini saya tonton malam ini pada adegan si anak mandira si samir yang dianiaya teman-temannya hingga akhirnya meninggal. Disingkat cerita khan harus pergi dari rumah dan pergi ke suatu daerah di georgia dan bertemu dengan keluarga negro (maaf bukan bermaksud menghina atau rasis, tapi saya lupa namanya). Kisah mereka bertemu pada saat anak si ibu negro terjatuh dari sepeda dan si khan menolongnya dan mengantar pulang. Hingga terjadi banyak cerita dan terjadi hubungan yang dekat seperti sebuah keluarga yang menyenangkan. 

Hingga pada keesokan harinya, diadakan upacara peringatan untuk mengenang salah satu anak dari ibu negro dan beberapa penduduk di sana yang tewas dalam perang iraq. Singkat cerita, berceritalah khan tentang kematian samir dan terjadi sebuah cerita yang menyentuh sekali dan kekeluargaan yang sangat luar biasa di dalam sebuah gedung gereja  dengan kondisi si khan adalah seorang muslim. Suatu hubungan yang sangat mendalam hanya dengan pertemuan singkat yang membuat khan akhirnya kembali ke kota itu pada sata bencana melanda. Dan hubungan kekeluargan itu yang membuat suatu perubahan dan 1 kota terselamatkan. 

Ada poin penting yang mengusik hati saya tentang kisah ini, dimana agama tidak menjadi permasalahan apapun dan tempat ibadah bukan menjadi tempat eksklusif milik satu umat saja. Dikisah ini diceritakan di mana gedung gereja menjadi tempat upacara dan khan si muslim mengikutinya sehinnga tercipta suatu hubungan kekeluarggan yang begitu luar biasannya. Suatu hubungan yang tidak dipisahkan oleh suatu ras, agama, dan suku. Suatu hubungan yang membawa dampak luar biasa. 

Dan saya banyangkan betapa Indahnya bila umat kristen bisa bermain di masjid, vihara, pura, dan juga sebaliknya dengan agama lain. Di mana agama dan gedung suatu agama tidak menjadi tempat yang "sakral" dan tertutup. Di mana agama, ras, dan suku tidak menjadi jurang pemisah satu sama lain, di mana hanya ada satu kebersamaan untuk membangun bangsa ini secara bersama-sama. Karena saya yakin bahwa Tuhan tidak akan sebodoh itu menciptakan satu agama yang paling benar. Tuhan bukan pribadi yang beragama, karena tidak ada dalam alkitab yang saya baca bahwa Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai pribadi beragama kristen. Entah kalau kitab lain, karena saya hanya pernah membaca sekilas tentang alqurn dan kitab budha. Hanya sekilas di saat mengisi waktu senggang di hotel yang kadang menyediakan banyak versi kitab. 

Satu sifat Tuhan yang begitu luar biasa bagi saya adalah KASIH. Jadi tanpa kasih, sia-sia kita beribadah, sia-sia kita hidup dalam gedung gereja, sia-sia kita teriak-teriak Tuhan, sia-sia kita debat sana sini tentang siapa Tuhan, sia-sia kita rajin mengikuti kegiatan keagamaan, sia-sia kita teriak-teriak bahwa kita mengenal Tuhan. Tanpa kasih semua sia-sia. Alkitab saya mencatat dalam 1 korintus 13 bahwa (menurut versi saya yang saya singkat dan pertajam) "Sekalipun saya bisa berkata-kata semua bahasa di dunia, saya bisa paham bahasa malaikat, bernubuat, iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, kehidupan agama yang super hebat, bahkan menjadi orang paling pandai dan tahu segala rahasia Allah, tapi tanpa kasih semua sia-sia dan tidak berguna. Segala sesuatu akan lenyap hingga tinggal iman, pengharapan, dan kasih. Kasih mempunyai porsi terbesar di dalamnya. 

JADI, TANPA KASIH PERCUMA MAU BERKATA APA SAJA, KARENA KASIH SELALU TERLIHAT NYATA DALAM TINDAKAN SEHARI-HARI. SEBERAPA BESAR KITA MENGENAL TUHAN DIUKUR SEBERAPA BESAR KASIH YANG KITA PUNYA. KALAU AGAMAMU MENGHALANGIMU BERBUAT KASIH, BUANG JAUH-JAUH KARENA ITU SIA-SIA. KALAU GEDUNG TEMPAT IBADAHMU MENGHALANGIMU BERBUAT KASIH, RUBUHKAN SAJA ITU GEDUNG, KARENA ITU SIA-SIA BAGI TUHAN. KALAU IBADAHMU TIDAK BISA MEMBUATMU BERBUAT KASIH, LUPAKAN CARA IBADAHMU DAN BUANG JAUH-JAUH KARENA ITU SIA-SIA BAGI TUHAN. 
APAPUN YANG KITA PERBUAT, BILA TIDAK BISA MENGHIDUPAK KASIH ITU, BUANG JAUH-JAUH, KARENA ITU SEMUA SIA-SIA DAN TIDAK BERGUNA, WALAUPU PEMBELAAN DATANG DATI MULUTMU DAN BAHKAN PEMUKA AGAMA. BAGI TUHAN TAMPA KASIH SEMUA SIA-SIA DAN TIDAK BERGUNA. 

TERAKHIR DARI SAYA, MARI BELAJAR SALING MENGASIHI TANPA MELIHAT APA AGAMAMU, APA SUKUMU, APA RASMU, DAN DARI MANA ASALMU, KARENA TUHAN HANYA PEDULI AKAN KASIHMU, BUKAN ASAL-USULMU, DAN APA AGAMAMU. TUHAN ADALAH KASIH, DAN KITA SEBAGAI UMAT TUHAN JUGA KASIH.

Semalat mengasihi untuk Indonesia yang lebih baik
Salam hangat dan damai, 


Laskar Banyuwangi. 

Jumat, 03 Juli 2015

Media Sebagai Kambing Hitam atas Ketidakbecusan Gereja Melayani Generasi Muda

Hampir satu minggu ini rame masalah pengajaran di blog yang katanya punya orang kristen. Ada bagian yang jujur saja saya muak dengan isi dan pengajarannya. Dari minion, naruto, dan walt disney mereka serang dengan dalih yang mengandung makna mistis dan dunia roh. Dari iluminasi, mengandung pesan daei setan untuk merusak generasi muda, dan entah apalagi modusnya, karena jujur saja sekali saya baca sebagian dah malas melanjutkan. Saya takut menjadi bodoh, karena apa yang saya baca menentukan apa yang saya renungkan dan menjadi karakter saya, maklum namanya manusia biasa. 

Apa yakin yang dituduhkan oleh penulis tentang film-film itu semua? Hhhmmm.. 
Saya sangat tidak yakin, hampir tiap kali saya menemani keponakan nonton produk dari walt disney dan tidak ada hal negatif yang menyerang mereka. Masa kecil saya juga sering menghabiskan waktu di depan televisi dengan acara film anak-anak pada masa itu, yang mengapa justru tidak disebut. Padahal kakau dikaitkan justru acara-acara itu yang mengandung unsur mistis. Saint seiya, dragon ball, dan beberapa lainnya menjadi acara favorite saya di jaman itu dan bahkan sampai sekarang walau sudah tidak ada lagi. 

Isu psikologi juga diangkat untuk menyerang dan bisa mempengaruhi mental anak-anak. Itu sekali lagi tidak terbukti di keluarga besar saya dan beberapa teman saya. 
Memang saya belum punya anak, tapi saya bisa lihat dari orang-orang disekitar saya sebagai teladan nantinya. Dan saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan yang tidak paranoid dengan hal konyol tersebut. Dan saya meyakinin bahwa kekuatiran tidak akan merubah apapun bahkan hal yang menyakitkan bisa mempengaruhi iman. Karena iman adalah akibat dari mendengar, apa yang kita dengar bisa menentukan iman kita (roma 10:17). Dan saya tidak mau membiarkan telinga saya mendengar berita dan pesan sampah dengan dasar yang tidak jelas.

Sebenarnya hal ini bukan suatu hal yang baru bagi saya pribadi dan generasi seangkatan saya. Dulu pernah dihebohkan tentang pokemon dan teletubies yang menjadi pusat dari transfer spirit dunia gaib ke anak-anak muda. Sialnya saya dulu mempercayainya begitu saja karena tidak ada pemuridan pada waktu itu, pada saat saya masih aktif di salah satu gereja besar di Surabaya. Hal ini tentunya berbesa setelah saya keluar dari sana dan dimuridkan di salah satu gereja kecil. Semua perspektif saya berubah tentang hal ini.

Ada beberapa point mengapa saya tidak setuju dengan tulisan di blog tersebut. Pertama adalah masalah mistis. Kalau benar semua film yang disebutkan adalah produk iblis, iluminasi, lambang-lambang iblis, dan lain sebagainya yang dasarnya ga jelas menurut saya, mengapa takut? Bukankah dalam markus 16:17 mengatakan bahwa tanda-tanda orang percaya salah satunya mengusir setan? Tapi kan anak-anak belum paham hal begitu? Ok tidak paham, emangnya bapak ibunya tidak paham? Jangan-jangan tidak kenal siapa Tuhan. Kalau dunia anak-anak yang polos dan tidak mengetahui dunia alam roh, apakah Tuhan tinggal diam saja membiarkan anakNya yang polos dibodohi iblis? Saya rasa Tuhan yang saya kenal bukan Tuhan yang sebodoh itu membiarkan anak polos yang belum bisa menggunakan kehendak bebasnya "dibantai" iblis begitu saja.
Mengenai lambang-lambang iblis juga menjadi poin yang menurut saya membodohkan. Masak percaya Tuhan takut dengan lambang-lambang iblis? Emang Tuhan yang kita sembah sebodoh dan selemah itu? Jangan-jangan otak kita hanya diisi dengan lambang salib sebagai alat pengusir iblis. Kasihan, Tuhan yang begitu dahsyatnya hanya menjadi penghias dinding tanpa makna yang berarti. Pantas saja kalau kita merasa ketakutan dengan hal-hal itu. Dan itu wajar. Hiduplah dalam kekuatiranmu dan terjadilah menurut imanmu. Kekristenan itu simpel kok, ga ribet kayak agama kristen.

Kedua adalah masalah psikologi. Saya juga bingung apa hubungannya psikologi sama film? Mungkin mempengaruhi cara berpikir kali yah yang akhirnya jadi ke perilaku sehari-hari, atau mungkin sampai ke karakter. Ya mungkin saja itu yang dimaksud. Karakter adalah hal yang penting bagi anak-anak untuk dipelajari. Dan saya meyakini pendidikan karakter terbaik adalah pada saat balita dan dengan sentuhan orang tua. Keponakan saya semuanya penikmat film walt disney, dan diusia 3 tahun tidak ada masalah, karena saya tahu bagaimana orang tuanya mendidik. Tidak ada gangguan Iblis maupun psikologi. Semua normal adanya. Kan tidak semua anak kebal media? Jawabnya simpel, karena tidak semua orang tua bisa mendidik anak dengan benar. Sudah disurve atau belum pada anak-anak tentang pengaruh media terhadap karakter dengan hubungan orang tua dengan karakter? Karena setahu saya dari penelitian para ahli psikolog yang meneliti dolly, mayoritas mereka di dalamnya punya hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi kan ada pre school, ada play group, ada ini ada itu, dan orang tua kan sibuk cari uang sekolah dan sekolah bertanggung jawab akan anak saya dong. Ya hiduplah dengan itu dan terjadilah dengan imanmu. Setau saya, anak-anak adalah mutlak tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan menjadikannya serupa dengan Kristus, bukan sekolah, bukan guru, bukan orang lain. Kekristenan itu simple, ga seribet agama kristen.

Ketiga adalah bahwa orang yang tidak peduli dengan masalah ini disebut orang yang tidak peduli dengan generasi ini. Justru saya berpikir terbalik sebagai orang tidak beragama. Hal terburuk dari hal ini adalah pelarangan menonton tayangan-tayangan tersebut yang justru membuat anak minder, tidak pandai bergaul dan yang paling seram adallah di bully temannya karena tidak tahu film-film tersebut. Ingat, kasus bullying memegang peran ke 4 terbesar dalam mengambil nyawa anak muda untuk kasus bunuh diri. Hal berikutnya karena banyaknya larangan yang diterima anak-anak, maka kita akan menciptakan generasi yang takut mengambil keputusan, generasi yang susah berkreasi krearif, generasi yang hanya bisa berkata "yes sir"yang tanpa inisiatif. Justru saya peduli, saya tidak anti dengan film-film yang dimaksud.

Keempat adalah kegagalan agama kristen dalam menjadi terang dalam semua bidang. Kalau semua film adalah produk iblis, apa film produk anak Tuhan? Karya terbesar mereka adalah pasion of Christ yang hanya berlaku untuk kalangan sendiri. Media memegang peran penting dalam dunia anak muda, dan itu tidak bisa dihindari. Kalau dunia media dianggap produk kegelapan, dimana terang berada? Hei.. Tuhan sudah tetapkan destiny atas setiap orang dalam bidang apapun. Coba amati, berapa banyak gereja yang hanya menjual artis yang baru bertobat untuk keliling ke cabang-cabangnya dan diundang dari gereja ke gereja lain? Harusnya kalau gereja waras, dorong mereka bergerak ke media dan menciptakan sebuah karya yang besar, karena memang di sanalah dunia mereka dan talenta mereka. Karena saya berprisnsip bahwa gelap adalah ketiadaan terang. Kalau ada hal di dunia ini dianggap gelap, salahkan terangnya yang tidak nongol. Kekristenan itu simpel, tapi tidak agama kristen.

JADI HAL PALING PENTING DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA ADALAH DENGAN PERKENALKAN MEREKA KEPADA TUHAN, BUKAN AGAMA. KARENA HUBUNGAN DENGAN TUHAN YANG AKAN MEMIMPIN HIDUP MEREKA. LALU MURIDKAN MEREKA SEPERTI TUGAS AMANAT AGUNG DALAM MATIUS 28 KEMUDIAN UTUS MEREKA KE DUNIA YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN.

Salam hangat
Laskar Banyuwangi

Media Sebagai Kambing Hitam atas Ketidakbecusan Gereja Melayani Generasi Muda

Hampir satu minggu ini rame masalah pengajaran di blog yang katanya punya orang kristen. Ada bagian yang jujur saja saya muak dengan isi dan pengajarannya. Dari minion, naruto, dan walt disney mereka serang dengan dalih yang mengandung makna mistis dan dunia roh. Dari iluminasi, mengandung pesan daei setan untuk merusak generasi muda, dan entah apalagi modusnya, karena jujur saja sekali saya baca sebagian dah malas melanjutkan. Saya takut menjadi bodoh, karena apa yang saya baca menentukan apa yang saya renungkan dan menjadi karakter saya, maklum namanya manusia biasa. 

Apa yakin yang dituduhkan oleh penulis tentang film-film itu semua? Hhhmmm.. 
Saya sangat tidak yakin, hampir tiap kali saya menemani keponakan nonton produk dari walt disney dan tidak ada hal negatif yang menyerang mereka. Masa kecil saya juga sering menghabiskan waktu di depan televisi dengan acara film anak-anak pada masa itu, yang mengapa justru tidak disebut. Padahal kakau dikaitkan justru acara-acara itu yang mengandung unsur mistis. Saint seiya, dragon ball, dan beberapa lainnya menjadi acara favorite saya di jaman itu dan bahkan sampai sekarang walau sudah tidak ada lagi. 

Isu psikologi juga diangkat untuk menyerang dan bisa mempengaruhi mental anak-anak. Itu sekali lagi tidak terbukti di keluarga besar saya dan beberapa teman saya. 
Memang saya belum punya anak, tapi saya bisa lihat dari orang-orang disekitar saya sebagai teladan nantinya. Dan saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan yang tidak paranoid dengan hal konyol tersebut. Dan saya meyakinin bahwa kekuatiran tidak akan merubah apapun bahkan hal yang menyakitkan bisa mempengaruhi iman. Karena iman adalah akibat dari mendengar, apa yang kita dengar bisa menentukan iman kita (roma 10:17). Dan saya tidak mau membiarkan telinga saya mendengar berita dan pesan sampah dengan dasar yang tidak jelas.

Sebenarnya hal ini bukan suatu hal yang baru bagi saya pribadi dan generasi seangkatan saya. Dulu pernah dihebohkan tentang pokemon dan teletubies yang menjadi pusat dari transfer spirit dunia gaib ke anak-anak muda. Sialnya saya dulu mempercayainya begitu saja karena tidak ada pemuridan pada waktu itu, pada saat saya masih aktif di salah satu gereja besar di Surabaya. Hal ini tentunya berbesa setelah saya keluar dari sana dan dimuridkan di salah satu gereja kecil. Semua perspektif saya berubah tentang hal ini.

Ada beberapa point mengapa saya tidak setuju dengan tulisan di blog tersebut. Pertama adalah masalah mistis. Kalau benar semua film yang disebutkan adalah produk iblis, iluminasi, lambang-lambang iblis, dan lain sebagainya yang dasarnya ga jelas menurut saya, mengapa takut? Bukankah dalam markus 16:17 mengatakan bahwa tanda-tanda orang percaya salah satunya mengusir setan? Tapi kan anak-anak belum paham hal begitu? Ok tidak paham, emangnya bapak ibunya tidak paham? Jangan-jangan tidak kenal siapa Tuhan. Kalau dunia anak-anak yang polos dan tidak mengetahui dunia alam roh, apakah Tuhan tinggal diam saja membiarkan anakNya yang polos dibodohi iblis? Saya rasa Tuhan yang saya kenal bukan Tuhan yang sebodoh itu membiarkan anak polos yang belum bisa menggunakan kehendak bebasnya "dibantai" iblis begitu saja.
Mengenai lambang-lambang iblis juga menjadi poin yang menurut saya membodohkan. Masak percaya Tuhan takut dengan lambang-lambang iblis? Emang Tuhan yang kita sembah sebodoh dan selemah itu? Jangan-jangan otak kita hanya diisi dengan lambang salib sebagai alat pengusir iblis. Kasihan, Tuhan yang begitu dahsyatnya hanya menjadi penghias dinding tanpa makna yang berarti. Pantas saja kalau kita merasa ketakutan dengan hal-hal itu. Dan itu wajar. Hiduplah dalam kekuatiranmu dan terjadilah menurut imanmu. Kekristenan itu simpel kok, ga ribet kayak agama kristen.

Kedua adalah masalah psikologi. Saya juga bingung apa hubungannya psikologi sama film? Mungkin mempengaruhi cara berpikir kali yah yang akhirnya jadi ke perilaku sehari-hari, atau mungkin sampai ke karakter. Ya mungkin saja itu yang dimaksud. Karakter adalah hal yang penting bagi anak-anak untuk dipelajari. Dan saya meyakini pendidikan karakter terbaik adalah pada saat balita dan dengan sentuhan orang tua. Keponakan saya semuanya penikmat film walt disney, dan diusia 3 tahun tidak ada masalah, karena saya tahu bagaimana orang tuanya mendidik. Tidak ada gangguan Iblis maupun psikologi. Semua normal adanya. Kan tidak semua anak kebal media? Jawabnya simpel, karena tidak semua orang tua bisa mendidik anak dengan benar. Sudah disurve atau belum pada anak-anak tentang pengaruh media terhadap karakter dengan hubungan orang tua dengan karakter? Karena setahu saya dari penelitian para ahli psikolog yang meneliti dolly, mayoritas mereka di dalamnya punya hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi kan ada pre school, ada play group, ada ini ada itu, dan orang tua kan sibuk cari uang sekolah dan sekolah bertanggung jawab akan anak saya dong. Ya hiduplah dengan itu dan terjadilah dengan imanmu. Setau saya, anak-anak adalah mutlak tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan menjadikannya serupa dengan Kristus, bukan sekolah, bukan guru, bukan orang lain. Kekristenan itu simple, ga seribet agama kristen.

Ketiga adalah bahwa orang yang tidak peduli dengan masalah ini disebut orang yang tidak peduli dengan generasi ini. Justru saya berpikir terbalik sebagai orang tidak beragama. Hal terburuk dari hal ini adalah pelarangan menonton tayangan-tayangan tersebut yang justru membuat anak minder, tidak pandai bergaul dan yang paling seram adallah di bully temannya karena tidak tahu film-film tersebut. Ingat, kasus bullying memegang peran ke 4 terbesar dalam mengambil nyawa anak muda untuk kasus bunuh diri. Hal berikutnya karena banyaknya larangan yang diterima anak-anak, maka kita akan menciptakan generasi yang takut mengambil keputusan, generasi yang susah berkreasi krearif, generasi yang hanya bisa berkata "yes sir"yang tanpa inisiatif. Justru saya peduli, saya tidak anti dengan film-film yang dimaksud.

Keempat adalah kegagalan agama kristen dalam menjadi terang dalam semua bidang. Kalau semua film adalah produk iblis, apa film produk anak Tuhan? Karya terbesar mereka adalah pasion of Christ yang hanya berlaku untuk kalangan sendiri. Media memegang peran penting dalam dunia anak muda, dan itu tidak bisa dihindari. Kalau dunia media dianggap produk kegelapan, dimana terang berada? Hei.. Tuhan sudah tetapkan destiny atas setiap orang dalam bidang apapun. Coba amati, berapa banyak gereja yang hanya menjual artis yang baru bertobat untuk keliling ke cabang-cabangnya dan diundang dari gereja ke gereja lain? Harusnya kalau gereja waras, dorong mereka bergerak ke media dan menciptakan sebuah karya yang besar, karena memang di sanalah dunia mereka dan talenta mereka. Karena saya berprisnsip bahwa gelap adalah ketiadaan terang. Kalau ada hal di dunia ini dianggap gelap, salahkan terangnya yang tidak nongol. Kekristenan itu simpel, tapi tidak agama kristen.

JADI HAL PALING PENTING DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA ADALAH DENGAN PERKENALKAN MEREKA KEPADA TUHAN, BUKAN AGAMA. KARENA HUBUNGAN DENGAN TUHAN YANG AKAN MEMIMPIN HIDUP MEREKA. LALU MURIDKAN MEREKA SEPERTI TUGAS AMANAT AGUNG DALAM MATIUS 28 KEMUDIAN UTUS MEREKA KE DUNIA YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN.

Salam hangat
Laskar Banyuwangi

Jumat, 13 Februari 2015

Valentine, Dosa, dan kebenarannya

Valentine, ya bener valentine atau yang disebut dengan hari kasih sayang semakin marak dibicarakan menjelang harinya besok. Jujur, saya tidak paham dan tidak mau mencari tahu  bagaimana sejarahnya dan apa motifnya diciptakannya hari ini, bagi saya hari ini muncul dengan suatu tujuan yang baik, yaitu kasih sayang. Adakah yang salah dengan kasih sayang? Dan saya rasa semua agama pasti sangat mengenal istilah kasih, karena agama apapun selalu mendengungkannya. 

Beberapa hari ini beberapa media membahas tentang pelarangan perayaan hari valentine oleh pemerintah dan dinas pendidikan di beberapa kota di Indonesia. Pemerintah berdalih hari valentine dipercaya merupakan sumber kerusakan remaja dan pemuda dengan efek yang ditimbulkan, yaitu seks bebas. Saya sebagai orang awam belum menemukan apa kolerasi valentine dengan seks bebas, kasih sayang dengan seks. Ada suatu pergeseran maksud antara kasih dengan seks. Kasih bukanlah seks, itu pinsip kebenarannya. Valentine bukanlah hari yang harus diperangi, tapi perangilah pergeseran nilai kasih sayang. 

Saya meyakini bahwa pergeseran nilai ini yang menjadi sumber masalah yang ada ditambah rasa ingin tahu anak remaja dan pemuda tentang hal yang dianggap tabu ini. Tanamkan nilai tengtang seks dengan benar, maka kita akan menuai perilaku seks dengan benar pula. Kuncinya adalah hukum tabur tuai berlaku dalam banyak hal, termasuk tentang seks. Saya meyakini kebenaran bahwa seks diciptakan untuk sebuah pernikahan suci, jadi siapapun melakukan itu di luar pernikahan, cemar di mata Tuhan. 

Akan sangat susah memerangi pergeseran nilai yang ada, karena akibat dari pembiaran yang lama. Hal ini bisa terlihat dari apa yang jadi pembahasan dalam beberapa komunitas yang saya hadiri, dengan berbagai macam latar belakang dan banyak hal lainnya. Bahkan yang mengejutkan adalah guru juga tidak luput dari pembahasan tentang hal yang berbau seks. Ironis bagi saya, disaat guru mendidik sebuah nilai kebenaran tentang seks, kadang mengumbar murid-muridnya yang cantik dan sexy ke banyak orang untuk diperbincangkan. Dan saat itulah saya mulai mengalihkan pembicaraan dan tidak akan merespon apapun tentang bahasan ini. Karena bagi saya hal ini tabu untuk dibahas, tapi harus diajarkan dengan benar. Karena kebenaranlah yang bisa mengalahkan hal yang salah. 

Memerangi sebuah penyakit moral tentang seks bebas hanya efektif dilakukan dengan penanaman nilai yang benar, bukan dengan hukum dan himbauan semata. Apakah pemerintah menjamin tidak ada lagi kejadian seks bebas diluar hari valentine? Apakah pemerintah berani menjamin tidak ada seks bebas pada saat hukum dijalankan? memerangi dengan nilai akan membutuhkan waktu lama, tapi saya rasa efektif. Dan masyarakat harus menamkan nilai-nilai itu kembali seperti tahun-tahun lalu. Pemerintah hanya akan buang-buang energi kalau memerangi hal ini dengan hukum. Perilaku seks bebas sekarang bisa jadi dari nilai apa yang sudah ditanamkan dan diajarkan oleh generasi di atas kita. Jadi menanamkan kebenaran butuh waktu lebih lama dibandingkan menanamkan keburukan. Penelitian mengatakan butuh waktu enam bulan untuk membuat seseorang terbiasa melakukan hal baik bial dilakukan secara terus menerus setiap hari, dan hanya membutuhkan satu hati untuk melakukan kejahatan. 

Menanamkan sebuah nilai kehidupan akan sangat mudah bila kita sudah mengenal Tuhan, bukan mengenal agama. Pada saat pengenalan akan Tuhanlah yang membuat hati dan sikap kita mudah untuk dibina dan ditegur waktu salah. Akibat mengenal Tuhan adalah menjalankan perintahNya, bukan perintah agama. 

Kalaupun valentine harus diperangi dan dilarang, pemerintah juga harus melakukan hal itu kepada hari besar agama di Indonesia. Data statistik selalu mencatat angka kriminal selalu naik dari tahun ke tahun setiap menjelang idulfitri di Indonesia. Mungkin data yang sama juga berlaku di negara-negara yang mayoritas agamanya non muslim. Bisa jadi di India kriminal meningkat tajam sebelum hari raya umat hindu, dan juga negara lainnya. Dan kalau pemerintah adil dan bijaksana, pelarangan perayaan hari besar juga perlu diberlakukan, karena hanya membuat masyarakat resah dan tidak nyaman akan akibat yang ditimbulkan. 

JADI MEMERANGI HAK SALAH ADALAH DENGAN MEMBENARKANNYA. NILAI YANG SALAH TENTANG KASIH SAYANG, HARUS DIBENARKAN BAHWA KASIH BUKAN BERBICARA TENTANG SEKS. LAWANLAH NILAI YANG SALAH DENGAN NILAI YANG BENAR, BUDAYA YANG SALAH DENGAN BUDAYA YANG BENAR. KARENA NILAI YANG KITA YAKINI SEKARANG MENENTUKAN MASA DEPAN KITA. KARENA NILAI AKAN MENGHASILKAN KARAKTER, DAN KARAKTER YANG MENENTUKAN MASA DEPAN. 

Salam Laskar Banyuwangi,
God bless Indonesia and God bless Indonesian 

Minggu, 08 Februari 2015

Kualitas Menjadi Penjamin Janji Tuhan

Beberapa bulan lalu saya belajar untuk memijah ikan koki dan berhasil. Menunggu telur menetas, saya sambil belajar bagaimana menseleksi anak ikan yang jelek, lumayan, dan bagus dengan saudara di bandung dan teman di bandung. Seiring berjalannya waktu saya sudah mulai paham mesti belum 100% menguasainya. Dari pengalaman ini ada satu kata yang saya suka dan renungkan, yaitu kualitas. Ya kualitas ikan menentukan harganya dan juga menentukan layak dipelihara atau menjadi santapan ikan koi di kolam. Karena bagi peternak, ikan buruk hanya memberi beban berat tanpa memberi hasil, dan satu-satunya cara yang efektif adalah dibuang. Kualitas ikan menentukan hasil yang didapat dan harga yang pantas. 

Menilai kualitas ikan bisa dilihat dari ikan itu sendiri dan bagaimana ciri-ciri yang melekat dalam diri ikan tersebut. Ya kualitas selalu terlihat dan jelas. Yang menjadi masalah berikutnya adalah bagaimana merawat dan memperlakukan ikan tersebut agar kualitasnya tetap terjaga. Ternyata kualitas saja tidak cukup, kualitas perlu dipertahankan dengan cara yang benar, kalau salah hancurlah ikan tersebut dan menjadi ikan murahan. 

Dari pengalaman ini, saya renungkan dan renungkan, ternyata tidak jauh berbeda dengan manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan. Dalam perumpamaan tentang talenta (matius 25:14-30), sangat jelas dikatakan bahwa kualitas manusia menentukan berapa talenta yang Tuhan percayakan. Semua manusia punya setidaknya minimal satu talenta, dan itulah kualitas yang Tuhan beri kepada manusia. Apakah hanya talenta saja kualitas manusia? Tidak, masih banyak tentunya. Matius 5:48 sangat jelas dikatakan bahwa kita sempurna sama seperti Bapa adalah sempurna, dengan kata lain kualitas Bapa harusnya sama dengan kualitas yang manusia miliki. Kejadian 1:26 juga sangat jelas bahwa kita segambar dan serupa dengan Allah. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa seharusnya kualitas kita manusia setara dengan Allah sang pencipta langit dan bumi. 

Masalah yang timbul adalah sama seperti ikan koki tadi, bagaimana kita memperlakukan cara hidup kita untuk mempertahankan kualitas yang kita miliki. Cara kita memilih, menentukan seberapa bagus kualitas kita pertahankan. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, bagaimana kita sering merenungkan firman Tuhan, dan bagaimana kita menghidupi firman Tuhan adalah tiga syarat mutlak dalam mempertahankan kualitas kita di tengah dunia. Selain itu mengambangkan talenta, karakter, dan kasih adalah hal yang juga perlu dilakukan untuk menjaga kualitas. Masih banyak cara yang tidak mungkin saya sebutkan semua. Intinya adalah cara hidupmu dan hubunganmu dengan Tuhan dan firmanNya menentukan kualitas apa yang melekat dalam dirimu. 

Ingat, Tuhan melihat kualitas manusia, pada hakekatnya hampir sama seperti peternak ikan memperlakukannya. Yohanes 15:2 jelas mengatakan bahwa ranting yang tidak berbuah dipotong dan menurut saya otomatis dibuang, dan dengan kata lain ranting tersebut tidak berkualitas. Ranting yang tidak berbuah adalah ranting yang hanya menambah beban, dan mengganggu ranting lainnya dalam menyerap makanan dari akar, sehingga kalau tidak ditebang akan membuat pohon menjadi tidak maksimal. Sama dengan ikan, ikan yang tidak berkualitas harus disingkirkan agar tidak menggangu pertumbuhan ikan lainnya yang berkualitas. Jadi baik bagi Tuhan dan juga sesama manusia, kualitas menjadi pilihan dalam menilai. 

JADI, MANUSIA DARI AWAL DICIPTAKAN BERKUALITAS, TAPI MAU MEMPERTAHANKAN KUALITAS ATAU TIDAK ITU MASALAH PILIHAN. PILIHANMU MENENTUKAN MASA DEPANMU. KUALITAS AKAN MEMBUAT KITA DICARI DAN MEMBUAT KITA DIHARGAI LEBIH MAHAL DARI YANG LAIN. KUALITAS DIPERTAHANKAN TIDAK DENGAN MEMBALIKKAN TEPALAPAK TANGAN, TAPI KUALITAS TERBENTUK MELALUI SEBUAH PROSES YANG PANJANG DAN SIKAP HATI YANG BENAR. DAN AKHIR KATA, BEKUALITASLAH, MAKA KEHIDUPANMU AKAN MENJADI LEBIH BAIK, KARENA KEKAYAAN, KEDUDUKAN, PROMOSI, DAN BERKAT ADALAH AKIBAT DARI KUALITAS YANG KITA PUNYA DAN DATANGNYA DARI TUHAN SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA. JANJI TUHAN SELALU RELEVAN DENGAN KUALITAS YANG DIMILIKI SESEORANG SESUAI KEMAMPUAN YANG DIMILIKI.


Sebuah perenungan sederhana dari Laskar Banyuwangi.
God Bless Indonesia. 

Selasa, 13 Januari 2015

Mencipta Adalah Sifat Allah yang Ada Dalam Hidup Manusia

Tiba-tiba terlintas di dalam pikiran saya dalam perjalanan hari ini di dalam kereta tentang sebuah kata menciptakan. Sejarah mencatat bahwa banyak hal telah diciptakan di dunia ini baik berupa gedung, alat elektronik, dan berbagai macam hal lainnya yang ada di dumi ini. Menciptakan berarti menggunakan waktu, tenaga, pikiran dan semua sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu. Menciptakan adalah hal yang tidak mudah karena butuh perjuangan yang panjang dan mungkin sampai pada tingkat stres tinggi. Seorang Thomas Alfa Edison membutuhkan jutaan kali percobaan untik bisa menemukan sebuah bola lampu yang menjadi barang yang sangat dibutuhkan untuk menerangi kegelapan malam. 

Kata menciptakan juga identik dengan Allah. Dalam kejadian 1 disebutkan bagaimana Allah menciptakan bumi dan alam semesta beserta isinya dengan begitu ajaib dan luar biasa, sampai semua dipandang Allah sendiri baik. Sampai pada hari ke enam diciptakannya manusia yang dimana sangat jelas dikatakan adalah serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Kita manusia adalah ciptaan yang sempurna sampai Allah yang adalah pencipta alam semesta ini menjadikannya serupa dan segambar denganNya. Segambar dan serupa dengan Allah bukan berarti fisik kita sama dengan Allah, tapi sifat Allah yang seharusnya sama dengan manusia, termasuk menciptakan. 

Allah adalah pribadi yang adil dengan memberikan kita talenta menurut kemampuan kita (matius 25:15). Setiap talenta yang kita punya, harusnya potensi menciptakan harus keluard an dikembangkan untuk membuat Tuhan bangga akan apa yang kita punya. Perumpamaan talenta ini begitu menarik bagi saya untuk melihat dari sebuah sudut pandang lain. Banyak dari orang yang mendeskripsikan hamba yang memperoleh lima talenta memperoleh laba lima talenta pula dan demikian dengan yang dua talenta hanya sebatas seperti kita berdagang. Kita punya lima memperoleh laba lima dan seterusnya. Tidak ada yang salah dengan kebenaran seperti itu, karena begitulah kebenarannya. 

Ada sudut pandang lain yang kadang terlupakan dari kita tentang bagimana cara memperoleh laba. Di alkitab disebutkan dengan jelas bahwa hamba yang baik mengerjakan talenta itu sampai memperoleh labanya. Ada kata menarik di dalamnya yaitu mengerjakan. Mengerjakan yang bagaimana? Apakah talenta hanya sebatas berdagang yang hanya dilihat dari sisi jual dan beli saja? Dari sudut pandang saya mengerjakan dalam konteks talenta ini bisa dengan menciptakan sesuatu. Sebagai contoh seorang yang bertalenta musik akan bisa dikatakan mencipta bila ada sebuah lagu yang diciptakan, seorang arsitek bisa dikatakan mencipta bila ada designnya yang dijadikan sebuah bangunan, seorang pemimpin bisa dikatakan mencipta bila ada pemimpin lain yang diciptakan, dan masih banyak hal lainnya yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu per satu. 

Sering sekali kita bingung dan tidak tahu akan apa yang akan diciptakan bukan? Hal paling sederhana adalah dikarenakan kita tidak mengenal talenta kita. Tanpa kita tahu talenta yang Tuhan berikan, maka akan sangat susah kita berada dalam tingkatan serupa Allah yaitu mencipta. Talenta dikenali dari bagaimana kita mengenali diri kita sendiri. Tanpa bisa mengenal diri sendiri, akan sangat mustahil kita bisa mengerti apa talenta yang Tuhan berikan dalam diri kita. Dan inilah salah satu kerja Tuhan dalam diri manusia. Pada saat kita kenal siapa diri kita, kita akan tahu apa talenta kita. Mengembangkan talenta sangat erat kaitannya dengan hikmat yang dimana sumber hikmat adalah Allah sendiri. Dan hebatnya lagi setiap talenta selalu berbeda hikmat yang Tuhan berikan. Sangat tidak mungkin seorang musisi menciptakan musik dengan hikmat seorang peternak ikan bukan? Tidak akan mungkin seorang arsitek menciptakan karyanya sama dengan seorang ahli elektronik menciptakan karyanya. Dari hal ini ada dua point esensi yang kuat yang harus menjadi fokus kita, yaitu kenali dirimu dan kenali Tuhanmu, maka Tuhan sumber pencipta akan menuntun hidup kita dengan segala kebesaranNya dan kesiapan hati kita dalam menjalaninya. 

Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak menciptakan sesuatu lewat talenta kita. Semakin serupa dengan Allah adalah serupa denhan sifat Allah sendiri yang salah satunya adalah menciptakan. Bukankah ending dari apa yang kita perjuangkan di bumi ini adalah serupa dengan Kristus? Menciptalah untuk kerajaan Allah, karena mencipta adalah tujaun Allah memberi talenta. 

Hal berikutnya adalah setiap hal yang kita ciptakan selalu mempunyai tujuan yang pasti. Apapun talentamu dan karyamu nantinya, kerajaan Allah adalah tujuan dari semua yang menjadi karya kita. Semua kehidupan kita dan karya kita harus berpusat pada kerajaan Allah, memuliakan Allah, dna menjadi terang dalam dunia. Mengapa hal itu menjadi penting? Karena iblis sang peniru, pembohong, dan pembunuh tahu akan sifat mencipta adalah sifat Allah, maka iblis juga berusaha menirunya. Iblis juga bisa menciptakan sesuatu, tapi apa yang iblis ciptakan tidak akan membawa kebaikan bagi manusia. Contoh nyata adalah narkoba. Narkoba diciptakan untuk suatu tujuan merusak, membunuh, dan membinasakan. Jadi pusat dari karya yang kita hasilkan lewat talenta kita haruslah kerajaan Allah. 

MENCIPTA ADALAH SIFAT ALLAH YANG HARUS KITA TUJU UNTUK SEMAKIN SERUPA DENGAN KRISTUS. SETIAP TALENTA YANG TUHAN BERIKAN DALAM HIDUPMU, CIPTAKAN SEBUAH KARYA YANG BERPUSAT PADA KERAJAAN ALLAH, MAKA TANPA DISADARI KEHIDUPAN KITA MEMULIAKAN BAPA DI SURGA. KENALI DIRIMU DAN TUHANMU UNTUK BISA MENJADI SEMAKIN SERUPA DENGAN TUHAN SANG PENCIPTA KEHIDUPAN.


God bless Indonesia,
Laskar Banyuwangi.

Rabu, 07 Januari 2015

Agama, Negara, Hubungan antar Negara, dan Kemanusiaan

Membahas masalah agama, bangsa, hubungan antar bangsa, dan kemanusiaan adalah hal yang tidak pernah habis untuk dibahas. Cuman saya akan membahas masalah ini dalam kaitannya kecelakaan airasia dan beberapa fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, menurut kaca mata saya sebagai orang awam. Seperti bahasan yang pernah saya bahas tentang agama, sekali lagi agama telah gagal mengimplementasikan Tuhan dalam praktek kehidupannya. Tragedi malaysia airlines beberapa waktu silam dan airasia beberapa minggu yang lalu menjadi cambuk kegagalan agama. 

Negara sudah sangat jelas maksudnya. Negara bisa dikategorikan sebagai negara agama, negara sosialis, negara komunis, dan lain sebagainya. Dan tentunya dalam kerjasama dan hubungan diplomatik punya perjanjian masing-masing yang saling menguntungkan satu sama lain. Ya, dijaman modern ini tentunya hampir semua Negara didunia saling terhubung entah secara langsung diplomatik maupun melalui komunitas negara. Dalam kaitan dengan bencana di suatu negara apa ada perjanjian saling menolong atau tidak, jujur saya tidak paham. Tapi, saya lihat di kejadian tragedi malaysia airlines dan airasia dapat kita lihat usaha dari banyak negara untuk mengirimkan bantuannya. Dan dari bantuan banyak negara ini kabar yang menggembirakan tadi pagi adalah ditemukannya bagian ekor pesawat airasia. 

Dari dua kejadian tragedi pesawat asal malaysia tersebut, saya menemukan satu hal yang sama. Entah ini saya luput dari media atau memang media tidak ekspose beritanya. Kesamaan itu adalah tidak adanya bantuan yang mengalir dari negara timur tengah yang dimana merupakan basis tiga agama terbesar di dunia, kristen katolik, dan islam. Dan bisa dibilang hampir semua negara disana berbasiskan agama dengan bahasa saya adalah negara agama. Bukan maksud saya untuk merendahkan bangsa saya sendiri dengan mengharapkan bantuan dari sana, tapi sorotan saya adalah negara-negara agama tidak membatu sama sekali atas tragedi yang menimpa negara tertentu. Dan lihat saja yang mereka sebut negara kafir, negara komunis, negara tidak berTuhan, dan negara yang tidak berbasis agamalah yang mayoritas mengirimkan bantuan. Tragedi malaysia airlines dan airasia menjadi bukti atas ketidakmampuan agama dalam mengekspresikan Tuhan yang penuh kasih kepada manusia. 

Sekali lagi bukan maksud saya merendahkan bangsa Indonesia yang terkesan mengemis bantuan, tapi bisa dilihat dari inisiatif masing-masing negara yang mau membantu dengan sukarela karena alasan kemanusiaan dan kebersamaan. Betapa indahnya bila semua negara di dunia ini bisa saling bekerjasama atas dasar kasih yang saljng menguntungkan dan saling memerlukan. Kasih selalu erat kaitannya dengan kata saling. Coba amati saja pada saat kejadian kecelakan pesawat tersebut, dimana semua negara saling bantu tanpa melihat latar belakang, agama, suku, dan perbedaan lainnya. Mereka bekerja atas nama kemanusiaan dan berusaha membantu yang kesusahan. Betapa indahnya dunia imi bukan? Saya rasa malaysai ataupun Indonesia bisa melakukan pencarian sendiri bangkai pesawat yang ada, tapi pasti membutuhkan dana yang beaar dan waktu yang panjang. 

Dalam kehidupan antar negara juga akan begitu terlihat damai dan indah bila kata saling membatu itu benar-benar terwujud. Dunia ini akan terhindar dari kekacauan, peperangan, dan diskriminasi. Dan agama tidak akan pernah bisa mewujudkannya. Sebaikapaun agama, selalu ada orang yang mencela dan tidak suka. Seburuk apapun kasih, selalu diterima oleh orang. Jadi kasih yang adalah sifat Tuhan sendirilah yang bisa mewujudkannya. Tanpa kasih, tidak akan pernah bisa. Kasih selalu menerima perbedaan, kasih selalu memberi, kasih adalah berkorban, kasih tidak menolak pribadi manusia sejahat apapun dia. Kasih harusnya menjadi dasar kehidupan untuk mencapai suatu keadaan dunia yang damai dan sejahtera. 

NEGARA ADALAH KUMPULAN ORANG. JADI BILA NEGARA BERDASAR ATAS KASIH, MAKA TIDAK ADA KEKACAUAN, TIDAK ADA KERUSAKAN. KASIH SELALU MENERIMA PRIBADI MANUSIA BAGAIMANAPUN KONDISINYA, TAPI BUKAN MENERIMA DOSANYA. MANUSIA DAN KASIH TIDAK BISA DIPISAHKAN, TANPA KASIH PERBEDAAN AKAN TETAP MENJADI DAYA TARIK PALING KUAT UNTUK PERPECAHAN DAN PERUSAKAN SEGALA BIDANG. JADI  KASIHLAH HAL PALING KUAT DALAM MEMPERSATUKAN, BUKAN AGAMA, BUKAN NEGARA, DAN BUKAN KESAMAAN. 

Laskar Banyuwangi
God bless Indonesia