Jumat, 27 Desember 2013

Menikmati Kesunyian di Surga tersembunyi di Pedalaman Banyuwangi

Ini sebuah kisah perjalanan saya bersama teman-teman menuju taman nasional meru betiri yang berada di pedalaman selatan banyuwangi. Perjalanan ini bermula saya bersama  mentor saya menuju pantai teluk ijo yang di mana tidak kesampaian karena memang belum tahu di mana letaknya turun ke pantai itu. Jadi kunjungan pertama cuman mengunjungi pantai rajegwesi semata berhubung karena keterbatasan waktu. 

Beberapa minggu kemudian datang juga ke 2 teman saya dari surabaya dan kupang dan saya ajaklah mereka di sana untuk menyusuri berpetualang menuju pantai teluk ijo. Di sepanjang perjalanan, kami menikmati sebuah perkebunan milik pemerintah dengan udara yang bersih, air yang bersih, dan juga membuat mata menjadi sejuk dengan warna kehijauan yang ada di sepanjang jalan. 

Pantai teluk ijo sendiri pada dasarnya berada di dalam kawasan taman nasional meru betiri berada di dalam dua kabupaten, yaitu Banyuwangi dan Jember. Di kawasan meru betiri sendiri ada tempat yang begitu terkenal dengan penangkaran penyunya yang disebut dengan sukamade. Berhubung jalan yang tidak bisa dilewati mibil biasa, maka kami hanya memutuskan untuk ke pantai teluk ijo saja. Oh ya sebagai tambahan kawasan taman nasional ini juga mencakup pantai rajegwesi. Selain itu taman nasional ini juga mengusung konsep ekowisata. 

Setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam dari rumah saya, sampailah kita ke tempat perhentian untuk menuju ke pantai tersebut. Sebelum menuju pantai teluk ijo, ada beberapa tes yang harus kami lalui karena medan yang turun, naik dan berliku. Seperti lagu dalam ninja hatori dah.. hahaa
Jarak yang harus kami lalui sekitar 1 km dengan kondisi medan yang membuat lelah apalagi waktu pukangnya karena harus naik gunung.. (lebay dikitlah.. hahah). 500 meter pertama kita menyakitkan dan di 500 meter selanjutnya, suasana sudah berubah. Di mana kami sudah bisa melihat laut dengan penuh babatuan sehingga tempat tersebut di sebut dengan pantai batu. Pantai ini sendiri panjangnya sekitar 300 meter, kemudian memasuki pepohonan dan tak lama kemudian sampailah kita di pantai teluk ijo. 

Ya, teluk ijo yang mungkin sedikit asing bagi wisatawan lokal dan juga mancanegara, tapi dibalik itu semua tersimpan sebuah keindahan yang sunggug menakjubkan. Pasir putih yang bersih, air laut yang jernih dan bebas dari pencemaran, tebing yang tidak kalah dengan uluwatu, dan juga air terjun air tawar yang bisa kita pakai untuk mandi setelah bermain air laut. Suasana khas pantai yang masih asli dan belum terjamah manusia, hewan liar berkeliaran, suasana yang hening dibarengi deburan ombak yang membuat suasana hati begitu damai dan mata dimanjakan dengan penampakkan cantik bak bidadari di dalamnya. Ya, itulah surga tersembunyi di ujung paling selatan banyuwangi. Namun lagi-lagi karena keterbatas waktu dan juga kondisi cuaca yang lagi kurang bersahat, kami belum puas untuk menjelajah lebih dalam keindahan yang ada di sekitar tempat ini. Masih banyak keindahan yang memanti kami dikunjungan berikutnya. 

Perjalanan pulang ke mobil adalah kondisi yang paling menguras tenaga karena meden yang selalu naik tanpa ada lahan yang datar. Tapi semua itu terbayar lunas oleh keindahan yang ada di sana. Kondisi ini di perlengkap dengan kami yang belum sempat makan siang, sehingga benar-benar membuat lelah. Setelah sampai ke mobil, tanpa pikir panjang kami menuju ke ayam pedes 'mbok wo' yang begitu luar biasa enaknya. Subuah kuliner khas banyuwangi yang menggugah selera makan siapaun yang ada. 

Keindahan banyuwangi yang belum selesai untuk di nikmati dan nantikan kisah berikutnya. Beberpa ini kami tampilkan foto2 yang kami ambil secara amatir menggunakan hape yang kami bawa.















Rabu, 11 Desember 2013

Bertumbuh dan Berbuah Adalah Hal yang Alami dan Tidak Menarik

Beberapa bulan yang lalu sebuah pohon belimbing di rumah di bersihkan ranting-rantingnya dan hal ini menjadi suatu yang menarik perhatian saya hampir setiap hari. Kebetulan juga letak pohon belimbing itu persis di depan tangga menuju lantai 2 di rumah dan tangga tersebut menjadi teman saya untuk mengamati pohon belimbing tersebut. Ya karena hal itu membuat saya tahu setiap cm pertumbuhannya. Ada yang menarik dari kejadian ini. Pada dasarnya saya adalah tipe orang yang mudah bosan akan sesuatu, tapi tidak akan pohon belimbing ini. Kebetulan atau memang rencana Tuhan, yang pasti saya belajar sesuatu tentang makna bertumbuh dan berbuah. 

Kemudian saya teringat dengan kisah di Yohanes 15:1-2
Akulah pokok anggur yang benar dan Bapaku adalah pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih berbuah banyak. 
Ada yang menarik dari ayat di atas, pertama, bahwa hanya Yesus pokok anggur yang benar dan itu tidak perlu menjadi bahan yang untuk dibahas karena saya yakin pasti kita sebagai murid Kristus paham akan hal ini. Kedua, ternyata ada dua jenis ranting dan Tuhan memperlakukan hal yang menurut saya hampir sama yaitu, yang tidak berbuah dipotong sehingga hilang sedangkan ranting yang berbuahpun dibersihkan dengan maksud agar berbuah semakin banyak. 

Hal ini akan saya bandingkan dengan pohon buah naga yang ada di kebun. Pada suatu hari teman saya dari surabaya dan kupang lagi berkunjung ke rumah untuk belajar bagaimana menanam buah naga yang benar. Karena saya tidak seberapa paham, maka saya ajak ahlinya yang selama ini merawat semua buah naga yang ada di kebun. Dari beberapa pertanyaan yang ada dapat saya simpulkan hampir sama dengan pohon belimbing dan ayat tersebut di atas. Pertama, ada bagian dari buah naga yang memang rantingnya tidak mungkin berbuah dan ini harus ditebang dan dibuang. Kenapa? Karena bagaimanapun ranting tersebut tetap menyerap makanan dari batang sehingga akan sangat mengganggu dan bahkan bisa membuat kualitas buahnya menjadi rendah. Kedua, adalah membersihkan beberapa ranting yg habis berbuah dengan menyisakan 2 ranting saja dengan tujuan untuk menjaga kualitas buah tetap berkualitas. 

Dari hal di atas bisa saya simpulkan bahwa bertumbuh dan berbuah secara alami itu hal yang biasa-biasa dan tidak ada yang istimewa dari itu. Saya membayangkan bila melihat buah naga yang dibiarkan tumbuh alami dan mengasilkan buah pada musimnya, maka yang terjadi ada 2 hal kualitas buah menjadi kecil dan tidak masuk dalam pasar, karena masuk dalam kategori barang sisa dan harganyapun jauh lebih murah. Dengan kata lain itu adalah hal yang sangat biasa dan tidak berkesan istimewa.

Mengapa Tuhan mepakukan hal itu? Menurut saya menjaga agar kita sebagai ranting yang berbuah supaya menghasilkan buah yang berkualitas dan banyak. Semakin dipangkas, maka akan menghasilkan buah yang semakin banyak dengan kualitas yang sama bagusnya. Apa saja sih yang dimaksud ranting yang dibersihkan itu? Saya sih berpikir kalau ranting yang dimaksud adalab kita, maka pasti itu tidak jauh berhubungan dengan karakter kita, pengaruh apa yang kita berikan, dan juga keteladanan apa yang bisa oita berikan pada orang-orang disekitar, agar dalam ayat yang ke 8 dari yohanes 15 ini dinyatakan.
Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu
Ya bagaimana bisa berbuah tanpa ada karakter Kristus dan keteladanan yang kita berikan bagi orang disekitar kita atau mungkin bangsa ini?. Mari kita belajar bersama untuk berbuah banyak dan dengan kualitas yang bagus dengan melewati setiap proses agar karakter Kristus nyata sempurna atas kita. 

Minggu, 08 Desember 2013

Suku, Agama, dan Ras dalam Pandangannya di kehidupan kekristenan

Salah satu hal yang mengisi otak saya adalah sebuah produk yang selalu dihasilkan oleh sebuah kepentingan penjajah, yaitu sistem adu domba dengan mengangkat isu suku, agama, dan ras (sara) yang menjelma menjadi menjadi suatu nama yang disebut minoritas dan mayoritas. Mungkin bagi banyak orang menganggap hal teresebut kurang menarik, membosankan, dan juga tabu, tapi bagi saya hal tersebut menjadi hal yang menarik untuk dipelajari, dipikirkan, dan direnungkan. Ya, sadar atau tidak sadar, percaya atau tidak percaya, kehidupan masyarakat di indonesia dan bahkan dunia menganggap hal ini sebuah topik yang sesitif dan merupakan cikal bakal banyaknya perang, permusuhan, pembunuhan bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan banyak pihak demi suatu tujuan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia dan terutama di Indonesia tidak akan mungkin terdiri dari satu suku, satu agama, dan juga satu rasa. Salah satu kekayaan dunia dan Indonesia terwakili dari banyaknya suku, agama, dan ras. Hmmm.. Lupakan dunia kita fokus kepada bangsa sendiri yang notabene adalah satu-satunya negara di dunia yang mempunyai kekayaan tersebut. Ya, suku, agama, dan ras adalah salah satu kekayaan yang menandakan bahwa indonesia adalah negara dengan konsep terbaik di dunia ini. Perkataan saya dapat dibuktikan dari awal mula pembentukan negara indonesia dengan suatu dasar negara yang begitu ajaib dan hebat yang disebut pancasila dengan slogan klasik dan bermakna luar biasa, Bhinneka Tunggal Ika. Menurutmbuku yang saya baca (Tembak Sukarno Rugi 30 Sen),  konsep ini muncul karena perenungan dan diskusi dari seorang bapak bangsa bernama Sukarno dimasa pembuangan yang beliau alami selama di ende dan lampung. Sukarno bertemu bukan hanya suku jawa, bukan hanya suku ende, bukan hanya dengan orang muslim, tidak hanya dengan orang katolik, tapi banyak dari orang yang menjadi lawan diskusi yang membuat sukarno paham arti kekayaan yang ada tersebut.

Selain itu juga perjuangan dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman luar dan dalam sendiri tidak lepas dari peran serta semua suku dan semua agama yang ada di bumi pertiwi ini yang di mana sangat jelas terwujud dalam suatu kegerakan nyata sumpah pemuda dengan satu perjuangan untuk memperjuangkan satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air yaitu Indonesia.

Bukti sejarah dengan sangat kuat menjelaskan bahwa muncul suatu kekuatan besar yang membuat negara superpower menjadi sangat ketakutan pada waktu itu dengan sebuah istilah pemersatu perbedaan tersebut.

Dari sisi sejarah sudah sangat jelas, sekarang saya mencoba membahasnya dari sudut pandang saya sebagai murid Kristus tentang hal ini. Biar tidak dibilang sesat, saatnya membuka ayat sebagai dasar untuk melandasi hal ini. Roma 9:2-3

Bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.
Dari ayat di atas saya merasakan ada sesuatu hal yang membuat Paulus sangat bersedih dan berdukacita yaitu saudara sebangsanya secara jasmani dan yang membuat aneh adalah kesediaan Paulus untuk terpisah dari Kristus demi mereka. Ya memang aneh menurut konsep agama kristen yang dimana Kristus menjadi pusat segalanya di satu sisi Paulus dengan mantap berkata rela terpisah dari Kristus demi kaum sebangsanya. Dalam ayat Kisah rasul 10:34-35 akan sedikit lebih menjelaskan alasan paulus melakukan hal ini.

Lalu mulailah Petrus berbicara, karanya:"sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. 

Pada dasarnya memang Tuhan tidak pernah membeda-bedakan orang, tapi apa hubungannya dengan perkataan paulus dengan petrus ini? Apa kaitannya tidak membedakan manusia dengan rela terkutuk dengan Kristus?

Karena tidak membedakan orang itulah muncul suatu titah amanat agung yang tertulis dalam matius 28:19 "karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu......." Yesus dengan sangat jelas mengatakan semua bangsa dijadikan murid tanpa ada perbedaan. Semua bangsa berarti dengan kata lain tidak ada satupun bangsa di dunia yang terlewatkan. Sebuah amanat agung tidak mungkin tidak mempuyai dasar, dan menurut saya dasar dari amanat agung tersebut ada di dalam yohanes 3:16.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sudah jelas bagi saya alasan Paulus berani berkata rela terkutuk dari Kristus dengan dasar bahwa Hati Yesus selalu tertuju pada pribadi manusia sehinnga saya menangkap kesan bahwa Paulus sedang menatang Tuhan seperti ini "mestipun tanpa Kau perintahpun aku akan melakukan demi bangsaku" sehingga menggerakkan Yesus untuk tidak bisa menolak apa apa yang sedang paulus lakukan untuk bangsanya dan juga paulus sedang memberi sebuah teladan kepada murid-muridnya bahwa inilah yang sebenarnya Yesus inginkan.

Jadi, dapat saya katakan bahwa kasus suku, agama, dan ras bukan menjadi penghalang dan sesuatu yang buruk karena Yesus pada dasarnya tidak pernah mempertentangkan itu dan bahkan yang lebih keren lagi Yesus tidak pernah membedakan satu bangsa kepada bangsa lain. Kita sebagai murid Kristus mempermasalahkan hal itu dan membedakan orang karena alasan tersebut, pada dasarnya kita sedang melenceng dari panggilan kekristenan kita yang sejati yaitu pergi jadikan semua bangsa murid Kristus. Kita sedang dalam masalah yang membuat kita tidak akan pernah bisa sempurna seperti Kristus.