Senin, 30 September 2013

Pengalaman terburuk sepanjang hidup selama berwisata di Indonesia

Sebagai seorang pencinta travelling pasti punya pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, dan berbagai perasaan lainya. Pengalaman paling buruk berwisata adalah pada saat pulang dari labuanbajo, flores ke surabaya transit ke bandara internasional ngurah rai, denpasar, Bali. Penerbangan dari labuanbajo ke denpasar tidak ada masalah dan benar on time. Setiba di denpasar hand phone saya menunjukkan 10.00 wita dan kami segera menuju bis yang disediakan pihak lion air untk menuju terminal chek in transit. Setelah itu kami naik bus lagi menuju terminal utama untuk terbang menuju surabaya. Kedatangan kami di terminal, meunjukkan sekitar pukul 10.15 wita sedangkan jadwal penerbangan saya ke surabaya pukul 10.30 wita. Sesampai di terminal kami menunggu sambil berjalan-jalan di sekitar terminal dan gate yang ada waktu itu karena tidak ada panggilan sesuai prosedur yang ada di dalam bandara internasional yang ada selama ini. 

Setelah menunggu sampai pukul 10.30 saya curiga karena tidak ada panggilan sama sekali dan 10.34 saya melihat jadwal di monitor dan ternyata no penerbangan kita tidak ada dan kami tanya ke petugas dan dengan enteng dijawab sudah berangkat. 

Lalu kami sempat berdebat dengan petugas yang ada, dia bilang pesawat datang di denpasar 10.25 wita dan terbang lagi ke bima pukul 10.50, sedangkan di jam handphone saya saja tidak menunjukkan jam segitu. Lalu kami disuruh datang ke kantor csonya dan ternyata tutup tidak ada petugas sama sekali, kemudian kami mendatangi dipetugas yang sama dan berdebat lagi, kemudian kami datang ke bagian chek-in untuk menemui petugas yang ada di sana. Sesampai di sana petugas malah menyalahkan kami, katanya 15 orang dari labuan bajo, hanya kami ber 3 yang ketinggalan, kami tantang minta data selama pesawat kami tiba di denpasar sampai terbang ke surabaya, tidak ada tanggapan sama sekali. Kemudian marahlah saya, saya sobek tiketnya dan saya lempar ke petugas yang di mana saya tidak mencatat namanya. 
Karena brengseknya petugas di sana (menurut saya sih), maka kami berinisitif mengunjungi pihak csr bandara untuk membantu kami memediasti dengan pihak manajemen lion. Dipertemukannya kami dengan katanmya sih pemimpinnya yang bernama adi, tapi sebelumnya kami mampir ke bagian chek-in trnasit untuk menanyakan data-data kami tiba di denpasar dan dengan sangat mengejutkan mereka bilang "maaf, komputer kami mati, sehingga database tidak bisa diakses" suatu hal yang konyo untuk perusahaan sekelas lion mematikan database di jam padat penerbangan. 
Kembali lagi ke adi yang katanya pemimpin di sana, tapi yang aneh adalah seragam yang dikenakan hanya baju putih dan celana hitam layaknya seorang pegawai cso dan karyawan trainning. Dia bilang "yang dari labuanbajo ada 8 orang da hanya kita ber3 yang ketinggalan" YANG BENAR 15 ATAU 8 YA??? Dari situ kami malas berdebat karena data yang keluar TIDAK COCOK. Dia juga bilang kalau kita belum check-in, bagasi kita pasti diturunkan dan ternyata saya mendapat telepon dari lion surabaya, yang mengatakan bagasi kami sudah sampai di surabaya. Jadi yang check-inkan kita siapa dong???

Di tengah proses di atas kami pesan tiket dulu supaya bisa pulang ke surabaya. 

Kemudian kami menuju ke cso lagi untuk mencari yang namanya adi tersebut dari seorang yang bernama bobby yang ternyata atasan cso yang ada. Di kantor cso, kami tanya dan minta nomor telepon pimpinannya, dan ternyata berbeda dari adi yang ternyata bobby yang muncul. Dia bilang "sudah memanggil sesuai prosedur dan bahkan melaui pengeras suara secara manual" tapi anehnya selama kami tiba di denpasar sampai di terminal tidak pernah kami mendengar panggilan sama sekali, sehingga kami simpulkan beberapa hal:
1. pemanggilan kemungkinan pada saat kita berada di Bus atau bahkan pada saat masih di pesawat
2. penerbangannya dimajukan tanpa pemberitahuan
3. memang manajemen lion air brengsek (menurut saya sih) hehehe

Karena tidak menemukan titik temu, akhirnya kami menyerah karena malas berdebat dengan orang brengsek(menurut saya), dan kami mencari makan siang karena waktu setempat menunjukkan pukul 14.00 wita (4 jam kami berdebat). Waktu makan teman saya berkata si pegawai yang pertama kami temui bilang seperti ini "kalian sengaja mencari jadwal penerbangan yang mepet sehingga punya alasan untk menyalahkan lion air". Untung saya tidak dengar kata itu, kalau dengar bisa jadi tempelengan mutlak mendarat ke muka orang tersebut. Dan komentar yang sangat tidak pantas dari seorang karywan di perusahaan sebesar lion yang di mana jadwal muncul karena pihak lon sendiri yang mengeluarkan. Kalau tidak sanggup mengatasi kenapa mengeluarkan jadwalnya??? 

Oke cerita sudah selesai mengenai perang dengan pihak lion air.... heheheheh
setelah makan, kami kembali ke terminal untuk check-in dllnya jauh lebih awal untuk menghindari pengalaman buruk lagi dengan pihak lion air. Setelah selesai sampailah kami di gate 18 dan ternyata mengalami kekacauan di sana dengan delaynya beberapa penerbangan sampai di cancelnya penerbangan di bandung oleh lion air tanpa pemberitahuan sebelumnya yang membuat seorang bule sangat marah. Yang sempat membuat saya kaget adalah tidak cocoknya no penerbangan yang tertera di tiket dengan yang di layar monitor. Dan lagi-lagi di delaynyalah penerbangan kita juga ke surabaya yang memang kesalahan bukan dari pihak lion air tapi dari presiden. Presiden mau kembali ke Jakarta sehingga membuat bandara ditutup sekian jam sehingga membuat semua jadwal penerbangan kacau dan sangat menggangu sekali aktivitas di bali. 

Benar-benar pengalaman berwisata yang sial. 1 hari di dalam bandara dan benar-benar mebuat capek. semoga ke depan kejadian ini tidak terulang lagi, sehingga program visit Indonesia bisa sukses dan menjadikan Indonesis sebagai salah satu destinasi terbaik dunia..



Salam hangat dari penulis,

oei sin sing 

berikut beberapa foto yang terjadi di sana









Tidak ada komentar: