Selasa, 13 Januari 2015

Mencipta Adalah Sifat Allah yang Ada Dalam Hidup Manusia

Tiba-tiba terlintas di dalam pikiran saya dalam perjalanan hari ini di dalam kereta tentang sebuah kata menciptakan. Sejarah mencatat bahwa banyak hal telah diciptakan di dunia ini baik berupa gedung, alat elektronik, dan berbagai macam hal lainnya yang ada di dumi ini. Menciptakan berarti menggunakan waktu, tenaga, pikiran dan semua sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu. Menciptakan adalah hal yang tidak mudah karena butuh perjuangan yang panjang dan mungkin sampai pada tingkat stres tinggi. Seorang Thomas Alfa Edison membutuhkan jutaan kali percobaan untik bisa menemukan sebuah bola lampu yang menjadi barang yang sangat dibutuhkan untuk menerangi kegelapan malam. 

Kata menciptakan juga identik dengan Allah. Dalam kejadian 1 disebutkan bagaimana Allah menciptakan bumi dan alam semesta beserta isinya dengan begitu ajaib dan luar biasa, sampai semua dipandang Allah sendiri baik. Sampai pada hari ke enam diciptakannya manusia yang dimana sangat jelas dikatakan adalah serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Kita manusia adalah ciptaan yang sempurna sampai Allah yang adalah pencipta alam semesta ini menjadikannya serupa dan segambar denganNya. Segambar dan serupa dengan Allah bukan berarti fisik kita sama dengan Allah, tapi sifat Allah yang seharusnya sama dengan manusia, termasuk menciptakan. 

Allah adalah pribadi yang adil dengan memberikan kita talenta menurut kemampuan kita (matius 25:15). Setiap talenta yang kita punya, harusnya potensi menciptakan harus keluard an dikembangkan untuk membuat Tuhan bangga akan apa yang kita punya. Perumpamaan talenta ini begitu menarik bagi saya untuk melihat dari sebuah sudut pandang lain. Banyak dari orang yang mendeskripsikan hamba yang memperoleh lima talenta memperoleh laba lima talenta pula dan demikian dengan yang dua talenta hanya sebatas seperti kita berdagang. Kita punya lima memperoleh laba lima dan seterusnya. Tidak ada yang salah dengan kebenaran seperti itu, karena begitulah kebenarannya. 

Ada sudut pandang lain yang kadang terlupakan dari kita tentang bagimana cara memperoleh laba. Di alkitab disebutkan dengan jelas bahwa hamba yang baik mengerjakan talenta itu sampai memperoleh labanya. Ada kata menarik di dalamnya yaitu mengerjakan. Mengerjakan yang bagaimana? Apakah talenta hanya sebatas berdagang yang hanya dilihat dari sisi jual dan beli saja? Dari sudut pandang saya mengerjakan dalam konteks talenta ini bisa dengan menciptakan sesuatu. Sebagai contoh seorang yang bertalenta musik akan bisa dikatakan mencipta bila ada sebuah lagu yang diciptakan, seorang arsitek bisa dikatakan mencipta bila ada designnya yang dijadikan sebuah bangunan, seorang pemimpin bisa dikatakan mencipta bila ada pemimpin lain yang diciptakan, dan masih banyak hal lainnya yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu per satu. 

Sering sekali kita bingung dan tidak tahu akan apa yang akan diciptakan bukan? Hal paling sederhana adalah dikarenakan kita tidak mengenal talenta kita. Tanpa kita tahu talenta yang Tuhan berikan, maka akan sangat susah kita berada dalam tingkatan serupa Allah yaitu mencipta. Talenta dikenali dari bagaimana kita mengenali diri kita sendiri. Tanpa bisa mengenal diri sendiri, akan sangat mustahil kita bisa mengerti apa talenta yang Tuhan berikan dalam diri kita. Dan inilah salah satu kerja Tuhan dalam diri manusia. Pada saat kita kenal siapa diri kita, kita akan tahu apa talenta kita. Mengembangkan talenta sangat erat kaitannya dengan hikmat yang dimana sumber hikmat adalah Allah sendiri. Dan hebatnya lagi setiap talenta selalu berbeda hikmat yang Tuhan berikan. Sangat tidak mungkin seorang musisi menciptakan musik dengan hikmat seorang peternak ikan bukan? Tidak akan mungkin seorang arsitek menciptakan karyanya sama dengan seorang ahli elektronik menciptakan karyanya. Dari hal ini ada dua point esensi yang kuat yang harus menjadi fokus kita, yaitu kenali dirimu dan kenali Tuhanmu, maka Tuhan sumber pencipta akan menuntun hidup kita dengan segala kebesaranNya dan kesiapan hati kita dalam menjalaninya. 

Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak menciptakan sesuatu lewat talenta kita. Semakin serupa dengan Allah adalah serupa denhan sifat Allah sendiri yang salah satunya adalah menciptakan. Bukankah ending dari apa yang kita perjuangkan di bumi ini adalah serupa dengan Kristus? Menciptalah untuk kerajaan Allah, karena mencipta adalah tujaun Allah memberi talenta. 

Hal berikutnya adalah setiap hal yang kita ciptakan selalu mempunyai tujuan yang pasti. Apapun talentamu dan karyamu nantinya, kerajaan Allah adalah tujuan dari semua yang menjadi karya kita. Semua kehidupan kita dan karya kita harus berpusat pada kerajaan Allah, memuliakan Allah, dna menjadi terang dalam dunia. Mengapa hal itu menjadi penting? Karena iblis sang peniru, pembohong, dan pembunuh tahu akan sifat mencipta adalah sifat Allah, maka iblis juga berusaha menirunya. Iblis juga bisa menciptakan sesuatu, tapi apa yang iblis ciptakan tidak akan membawa kebaikan bagi manusia. Contoh nyata adalah narkoba. Narkoba diciptakan untuk suatu tujuan merusak, membunuh, dan membinasakan. Jadi pusat dari karya yang kita hasilkan lewat talenta kita haruslah kerajaan Allah. 

MENCIPTA ADALAH SIFAT ALLAH YANG HARUS KITA TUJU UNTUK SEMAKIN SERUPA DENGAN KRISTUS. SETIAP TALENTA YANG TUHAN BERIKAN DALAM HIDUPMU, CIPTAKAN SEBUAH KARYA YANG BERPUSAT PADA KERAJAAN ALLAH, MAKA TANPA DISADARI KEHIDUPAN KITA MEMULIAKAN BAPA DI SURGA. KENALI DIRIMU DAN TUHANMU UNTUK BISA MENJADI SEMAKIN SERUPA DENGAN TUHAN SANG PENCIPTA KEHIDUPAN.


God bless Indonesia,
Laskar Banyuwangi.

2 komentar:

Cahyady Wijaya mengatakan...

Mantap tulisan Bapak.. kunjungi www.pelancongcoepoe.com

oeisinsing mengatakan...

Siap bapak.. nanti saya kunjungi..