Jumat, 07 Oktober 2016

Menjadi Satu Tubuh

Sepuluh bulan terakhir ini saya tidak menginjakkan kaki di gedung gereja di Banyuwangi. Bukan berarti saya anti dengan sebuah merek gereja, bukan berarti saya anti organisasi gereja, tapi saya lagi menggali dan menguji hati saya untuk mencari yang seirama dengan apa yang ada dalam hati saya. Dalam waktu ini pula saya banyak merenung tentang apa itu kekristenan yang saya pahami dengan membaca dan merenungkan alkitab yang saya punya keluaran Lembaga Alkitab Indonesia. Ada beberapa pemahaman baru yang saya dapatkan.

Sebuah pasal dalam yohanes 17 tentang doa Yesus sebelum disalibkan menjadi tamparan keras juga buat saya yang selama ini salah fokus tentang kekristenan. Ada banyak hal yang saya dapatkan dari doa Yesus kepada Bapa sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada Bapa akan tugas yang Dia terima dan harus kerjakan. Dalam Yohanes 17:4
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Ya Yesus sudah menyelesaikan tugas. Berarti dari hal ini ada tugas lain selain mati di kayu salib dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Dalam doa ini Yesus belum disalibkan bukan? Tapi anehnya Yesus bilang ke Bapa "menyelesaikan pekerjaan" dan "Aku telah memuliakan Bapa di bumi". 

Ada yang menarik dalam ayat 6 dan 7. Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia. Dan sekarang mereka sudah tahu, bahwa semua yang Yesus punya adalah dari Bapa. Dari Yesus menyatakan nama Bapa sampai mereka (murid) tahu bahwa Yesus dari Bapa dan semua yang Yesus punya juga dari Bapa. Ada sebuah proses yang sangat dekat antara Yesus dengan para murid sehingga membuat mereka tahu siapa Yesus dan Bapa. Suatu hubungan yang tidak sekedar "say hallo", sekedar teman "kongkow bareng" yang tidak jelas, jauh lebih dari itu, ada proses pemuridan di dalamnya. Itulah mengapa dalam matius 28 tentang amanat agung, Yesus memberi pertintah "jadikan semua bangsa murid....". Dalam ayat 20 menarik juga bagi saya, dan ternyata doa Yesus tidak hanya untuk para murid yang sudah ada, tapi untuk orang-orang yang percaya Yesus karena mereka, termasuk kita yang juga percaya dari pemberitaan mereka lewat kitab dan surat yang ditulis di jaman mereka yang diabadikan sampai sekarang. Sebuah doa yang sangat powerfull dengan efek jangka panjang sampai akhir dunia. 
(Joh 17:20)  Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Pesan kedua adalah banyaknya Yesus berkata kepada Bapa "aku telah memberikan kuasa, kemuliaan, memberi firman Tuhan. Ada sebuah kepastian dari Yesus karena Yesus telah memberikan, dengan kata lain semua itu sudah ada pada kita yang percaya akan Dia. Ada Kuasa dalam hidup kita, ada kemuliaan dalam hidup kita, dan ada firman dalam hidup kita. Ada sebuah kekuatan dan potensi yang besar dalam hidup kita yang sudah Tuhan berikan. 

Pesan ketiga adalah sebuah doa Yesus yang sangat dalam bagi para murid yang tidak berasa dari dunia ini. Yesus minta kepada Bapa agar Yesus selalu ada dimanapun para murid berada. Sebuah doa yang akhirnya terjawab dengan dicurahkannya Roh Kudus. Sekali lagi Yesus sangat peduli akan murid dan yang dihasilkan dari proses pemuridan, sampai Bapa seakan tidak kuasa untuk menolak apa yang Yesus minta.
(Joh 17:24)  Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Pesan keempat yang saya dapat dari doa Yesus adalah di ayat 21
(Joh 17:21)  supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Jadikan mereka satu, sama seperti Bapa dan Anak satu supaya dunia percaya bahwa Bapa yang mengutus Yesus. Sebuah pesan yang sangat jelas yang "diselipkan" Yesus dalam doaNya adalah persatuan agar dunia percaya Yesus utusan Bapa, kita utusan Tuhan, gereja utusan Tuhan. Menjadi satu kata Yesus masuk dalam sebuah doa kepada Bapa. Menjadi bukan sebuah pekerjaan mudah, ini merupakan sebuah pekerjaan yang sangat sulit, itulah mengapa Yesus melaporkan ini juga kepada Bapa. Bahkan dalam kehidupan kisah para rasul terjadi perpecahan dalam jemaat. Alkitab mencatat dalam 1 korintus 1, ada golongan paulus, golongan kefas, golongan apolos, dan golongan kristus. Ya persatuan adalah sebuah tindakan yang sulit, karena bersatu adalah sebuah tindakan untuk menjadi satu.

Menjadi satu diilustrasikan dengan sangat cantik dalam sharing ps. Jeffry Rahmat dalam album JPCC worship album "ONE". Menjadi satu itu tidak perlu seragam semuanya, menjadi satu itu adalah sebuah dinamika untuk menggabungkan semua talenta dan keunikan yang kitia punya untuk melebur menjadi satu tim dengan kerendahan hati. Banyaknya talenta yang kita punya mau melubur menjadi satu maka, akan ada suatu dinamika yang luar biasa, kreatifitas yang luar biasa, energi yang sangat luar biasa, dan hikmat yang luar biasa. Tidak ada yang enak dalam proses menjadi satu, setiap konflik, masalah, gesekan, dan hal-hal pemicu keretakan pasti akan selalu ada. Hanya dengan merendahkan diri dan menahan ego akan pengorbanan Kristus di kayu salib yang akan membuat kita menyembah dalam satu rumah kepada satu Tuhan.

Mentor saya pernah sharing bahwa ita tidak akan pernah bisa menyatukan organisasi, kesatuan hanya bisa terwujud dalam meleburnya manusia dalam satu visi, satu misi, dan satu nilai yang sama. Itulah mengapa Yesus berdoa untuk murid, bukan sebuah organisasi, bukan sebuah merek gereja. Bukan berarti saya anti organisasi dan merek gereja, bakan ps. Jeffry Rahmat juga menembak titik pentingnya kepada manusia, bukan organisasinya.

Kesatuan tidak akan terwujud hanya dengan sebuah acara rohani yang besar sekalipun, hanya dengan doa semata, tapi sebuah usaha yang tidak mudah untuk melebur dan mematikan ego kita dan melihat salib Kristus.

Saya ingat persis ketika masih dalam sebuah gereja besar di Surabaya. Sebuah gedung gereja yang membanggakan dengan besar yang paling wah se asia tenggara. Tanpa saya sadari Merek dan gedung sudah menggantikan Yesus dalam hati saya, orang menyinggung gedung dan mereknya saya bisa dengan mudah marah, tapi saya hanya diam melihat ketidakadilan di depan mata saya, saya diam ketika dosa saya lakukan. Ya Yesus sudah tergadaikan dengan kemegahan duniawi dan kemunafikan saya yang entah apa itu semua dibutuhkan di surga kelak. Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Kesatuan menurut saya adalah bukan banyaknya aktivitas rohani yang kita buat, bukan sebuah merek dan kemegahan gedung yang ada, bukan sekedar karismatik, injili, protestan semata, bukan sekedar berdoa dan membaca alkitab, bukan sekedar pengumpulan masa atas nama Yesus, tapi ada sebuah implementasi dari amanat agung untuk belajar dan mengajarkan apa yang telah Yesus ajarkan kepada para murid yang telah di tulis di alkitab dan memuridkan.

Dari banyaknya doa yang Yesus panjatkan kepada Bapa, hanya satu yang belum terjawab sampai sekarang, yaitu "supaya mereka menjadi satu". Tugas kita adalah menjadikan satu tubuh Kristus agar dunia percaya Yesus adalah utusan Bapa. Tubuh Kristus bukan berbicara bersatunya satu merek gereja semata, bukan hanya satu denominasi saja, bukan satu kepentingan semata, tapi tubuh Kristus adalah semua manusia yang percaya Yesus adalah Tuhan harus bersatu. Satu-satunya cara menjadi satu adalah melihat salib Yesus dan mematikan ego, kepentingan, dan kedagingan kita semata.



Tuhan Yesus memberkati,
Laskar Banyuwangi