Senin, 27 Juli 2015

Jangan Halangi Kedaulatan Tuhan dengan Cara Manusiawi

Kemarin malam ada kunjungan 2 anak panitia camp pelajar beberapa waktu lalu di tempat kerja. Banyak hal kita sharekan, obrolkan, dan bahas. Hhmm ya mungkin hanya sekitar 1-2 jam saja, tapi saya rasa waktu berkualitas untuk saya menanamkan sebuah nilai tanpa melalui sebuah acara formal keagamaan atau apalah namanya. Mulai dari pengalaman pribadi, kegerakan di banyuwangi yang lagi mulai banyak aliran yang masuk, sampai hal kebangsaan menjadi menu "makan" malam. Dan yang pasti saya begitu menikmati hal ini daripada harus membuat suatu acara formal yang terus menerus. 

Ada beberapa poin penting yang menjadi perenungan saya semalam hasil dari share dengan anak-anak tersebut. Beberapa poin yang sepertinya tidak nyambung menjadi satu topik. Tapi ini menarik menurut saya.

Pertama adalah kesaksian tentang dia yang mengusir setan dalam nama Yesus kepada beberapa temannya, bukan hanya 1 orang, tapi banyak. Seorang anak smp dari sebuah gereja lokal di banyuwangi selatan yang tidak saya duga sudah melakukan hal seperti itu. Hal ini menggenapi banget dalam janji Allah di dalam injil markus 16:17 tentamg tanda-tanda orang percaya yang mengusir setan demi nama Yesus. Dan hal ini membuktikan bahwa janji Allah bukan milik pendeta, gembala sidang, senior, orang yang dewasa, atau apalah itu. Tapi lewat seorang anak smp yang percaya Yesus adalah Tuhan, dia  bisa mengusir setan dengan mudahnya. Bagi banyak orang mungkin hal ini adalah hal biasa dan memang hal yang biasa terjadi, tapi saya batu tahu bahwa anak smp bisa melakukannya, dan saya rasa ini luar biasa. Tuhan tidak membatasi umur seseorang untuk Dia pakai melakukan pekerjaanNya, hanya satu syarat saja, tidak lebih percaya Dia dan otomatis tanda-tanda ini akan menyertainya. Hal ini semakin membuat saya yakin bahwa kegerakan orang percaya akan tergenapi, tanpa melihat status, golongan, dan perbebdaan lainnya, cuman 1 syarat, yaitu orang percaya kepada Allah yang hidup.


Kedua adalah mulai banyaknya aliran kristen yang masuk ke banyuwangi dengan berbagai kegerakannya masing-masing yang malah membuat tidak sedikit gereja lokal menutup diri. Jujur saja saya juga bingung kenapa masalah ini menjadi seperti ini, tapi saya merasa ada beberapa hal penyebabnya baik dari si pembawa kegerakan maupun gereja lokalnya sendiri.

Dari sisi pembawa kegerakan saya melihat metode, cara, dan doktrin yang diajarkan bertolak belakang dengan beberapa gereja lokal. Contoh, pembawa kegerakan adalah yang namanya disebut aliran karismatik, maka banyak dari aliran lain kurang setuju dengan hal-hal yang menjadi sebuah kebiasaan di sana seperti berbahasa roh. Contoh lain lagi masalah doktrin baru yang saya sendiri bingung dari mana asalnya, seperti aliran yang harus menggunakan bahasa ibrani dalam menyebut nama Allah. Ya hal-hal seperti itu yang akhirnya membuat kegerakan itu tidak akan tahan lama, satu-satunya cara membuat kegerakan itu menarik adalah dengan mengatas namakan Kehendak ALLAH. Bukannya saya anti, cuman agak risih aja kalau itu menjadi doktrin dan menyalahkan aliran lain yg menyebut Allah dengan bahasa lain. (Saya tidak akan bahas detail tentang hal ini, karena bukan ini poin utama dalam bahasan kali ini). 

Dari sisi gereja lokal yang saya tahu dari beberapa gembala sidang adalah kekuatiran anak-anak mereka tersesat dengan mengikuti acara di luar gerejanya, sinodenya, ataupun link dari rekan mereka yang sudah dikenal. Hal yang manusiawi sih sebagai pemimpin suatu organisasi, dan itu tidak salah juga. Di jaman akhir memang akan muncul banyak nabi palsu, guru palsu, rasul palsu, gembala palsu, dan penginjil palsu, dan itu tidak bisa dipungkiri, dan bahkan muncul aliran yang mengaku dirinya adalah tuhan. Ya memang itu kondisi yang tidak bisa ditentang, dan itu pasti terjadi. Faktor kedua adalah dikarenakan aliran gereja tersebut sangat Inklusif dan menganggap bahwa alirannya paling benar. Ya ini yang susah dan mending tidak usah dibahas karena akan buang-buang enerji saya untuk mengetik. Faktor ketiga adalah terlalu berbelit-belitnya aturan, birokrasi, dan struktur dari gereja lokal, sehingga kegerakan akan banyak berhenti karena hal ini. Masalah ijin yang ribet, harus temui si a, si b, harus ada surat resmi dari sipenyelenggara dengan ada payung hukum di dalamnya (gereja lokal atau organisasi lainnya). Dan setelah terpenuhi, juga tidak akan membuat perbedaan. Hasilnya sama, undangan suatu kegerakan hanya sebatas pengumuman dan kadang malah tidak dianggap sama sekali. Dan itu terjadi.! Dan yang membuat ironis adalah ada juga yang selalu menyesatkan setiap kegerakan yang ada, bahkan yang sudah sekala nasional dan internasional. Dan itu juga terjadi.!

Ada sebuah jarak pemisah antara ke dua belah pihak. Hal ini juga pernah terjadi di jaman para rasul, dan hal ini sangat manusiawi sekali. Dalam 1 korintus 3 dikisahkan bahwa terjadi perpecahan, ada yang mengatakan golongan paulus dan golongam apolos. Tapi mereka lupa bahwa keduanya sama disebut hamba Allah, memberitakan Tuhan yang sama, dan Tuhan sendiri yang memberi pertumbuhan.
Pada saat kita fokus kepada Tuhan, maka cara, perbedaan, dan hal-hal yang bersifat agamais bukan lagi menjadi pengahalang lagi.


Salam laskar Banyuwangi

Minggu, 12 Juli 2015

Kesia-sian Hidup adalah Kehidupan Tanpa Kasih

Sepertinya hari ini merupakan hari pertama saya melihat dengan mata sendiri bagaimana nuansa masyarakat di kampung saya yang "melekan" untuk menyambut sahur. Entah kenapa hari ini saya tidak bisa tidur, ya mungkin udara panas karena ac kamar lagi bermasalah. Atau mungkin ada sesuatu di hati ini yang tidak nyaman, tidak ada yang saya pikirkan hari ini, tapi entah kenapa bisa. Saya coba untuk memejamkan mata, saya paksa dan paksa, tetapi tidak bisa. Saya nyalakan "game" juga tidak bisa membuat mata dan hati ini tenang. 

Akhirnya jam 2 pagi saya putuskan untuk keluar dan menyalakan televisi dengan harapan bisa tertidur di kursi. Saya ganti-ganti acara dari televisi yang satu dan yang lain entah berapa kali putaran seperti itu tanpa ada yg jelas untuk ditonton. Kayak orang galau kali yah. Hahaha
Sambil menonton tv dengan tidak jelas, terdengar suara banyak orang di luar rumah dengan bercanda, ngobrol, dan suara motor menghiasi keheningan malam menjelang pagi di ruangan televisi. Hingga sekitar jam 3 saya melihat sebuah film lama yang berjudul "my name is khan". Sudah beberapa kali film ini saya tonton dan ya seperti itu kisahnya. Ada banyak nilai yang bisa dipelajari dari film ini, dan ada satu bagian yang selalu saya lewatkan, dan malam ini pesan itu begitu kuat di hati dan memaksa saya membuka blog supaya tidak lupa. 

Kisah di film ini saya tonton malam ini pada adegan si anak mandira si samir yang dianiaya teman-temannya hingga akhirnya meninggal. Disingkat cerita khan harus pergi dari rumah dan pergi ke suatu daerah di georgia dan bertemu dengan keluarga negro (maaf bukan bermaksud menghina atau rasis, tapi saya lupa namanya). Kisah mereka bertemu pada saat anak si ibu negro terjatuh dari sepeda dan si khan menolongnya dan mengantar pulang. Hingga terjadi banyak cerita dan terjadi hubungan yang dekat seperti sebuah keluarga yang menyenangkan. 

Hingga pada keesokan harinya, diadakan upacara peringatan untuk mengenang salah satu anak dari ibu negro dan beberapa penduduk di sana yang tewas dalam perang iraq. Singkat cerita, berceritalah khan tentang kematian samir dan terjadi sebuah cerita yang menyentuh sekali dan kekeluargaan yang sangat luar biasa di dalam sebuah gedung gereja  dengan kondisi si khan adalah seorang muslim. Suatu hubungan yang sangat mendalam hanya dengan pertemuan singkat yang membuat khan akhirnya kembali ke kota itu pada sata bencana melanda. Dan hubungan kekeluargan itu yang membuat suatu perubahan dan 1 kota terselamatkan. 

Ada poin penting yang mengusik hati saya tentang kisah ini, dimana agama tidak menjadi permasalahan apapun dan tempat ibadah bukan menjadi tempat eksklusif milik satu umat saja. Dikisah ini diceritakan di mana gedung gereja menjadi tempat upacara dan khan si muslim mengikutinya sehinnga tercipta suatu hubungan kekeluarggan yang begitu luar biasannya. Suatu hubungan yang tidak dipisahkan oleh suatu ras, agama, dan suku. Suatu hubungan yang membawa dampak luar biasa. 

Dan saya banyangkan betapa Indahnya bila umat kristen bisa bermain di masjid, vihara, pura, dan juga sebaliknya dengan agama lain. Di mana agama dan gedung suatu agama tidak menjadi tempat yang "sakral" dan tertutup. Di mana agama, ras, dan suku tidak menjadi jurang pemisah satu sama lain, di mana hanya ada satu kebersamaan untuk membangun bangsa ini secara bersama-sama. Karena saya yakin bahwa Tuhan tidak akan sebodoh itu menciptakan satu agama yang paling benar. Tuhan bukan pribadi yang beragama, karena tidak ada dalam alkitab yang saya baca bahwa Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai pribadi beragama kristen. Entah kalau kitab lain, karena saya hanya pernah membaca sekilas tentang alqurn dan kitab budha. Hanya sekilas di saat mengisi waktu senggang di hotel yang kadang menyediakan banyak versi kitab. 

Satu sifat Tuhan yang begitu luar biasa bagi saya adalah KASIH. Jadi tanpa kasih, sia-sia kita beribadah, sia-sia kita hidup dalam gedung gereja, sia-sia kita teriak-teriak Tuhan, sia-sia kita debat sana sini tentang siapa Tuhan, sia-sia kita rajin mengikuti kegiatan keagamaan, sia-sia kita teriak-teriak bahwa kita mengenal Tuhan. Tanpa kasih semua sia-sia. Alkitab saya mencatat dalam 1 korintus 13 bahwa (menurut versi saya yang saya singkat dan pertajam) "Sekalipun saya bisa berkata-kata semua bahasa di dunia, saya bisa paham bahasa malaikat, bernubuat, iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, kehidupan agama yang super hebat, bahkan menjadi orang paling pandai dan tahu segala rahasia Allah, tapi tanpa kasih semua sia-sia dan tidak berguna. Segala sesuatu akan lenyap hingga tinggal iman, pengharapan, dan kasih. Kasih mempunyai porsi terbesar di dalamnya. 

JADI, TANPA KASIH PERCUMA MAU BERKATA APA SAJA, KARENA KASIH SELALU TERLIHAT NYATA DALAM TINDAKAN SEHARI-HARI. SEBERAPA BESAR KITA MENGENAL TUHAN DIUKUR SEBERAPA BESAR KASIH YANG KITA PUNYA. KALAU AGAMAMU MENGHALANGIMU BERBUAT KASIH, BUANG JAUH-JAUH KARENA ITU SIA-SIA. KALAU GEDUNG TEMPAT IBADAHMU MENGHALANGIMU BERBUAT KASIH, RUBUHKAN SAJA ITU GEDUNG, KARENA ITU SIA-SIA BAGI TUHAN. KALAU IBADAHMU TIDAK BISA MEMBUATMU BERBUAT KASIH, LUPAKAN CARA IBADAHMU DAN BUANG JAUH-JAUH KARENA ITU SIA-SIA BAGI TUHAN. 
APAPUN YANG KITA PERBUAT, BILA TIDAK BISA MENGHIDUPAK KASIH ITU, BUANG JAUH-JAUH, KARENA ITU SEMUA SIA-SIA DAN TIDAK BERGUNA, WALAUPU PEMBELAAN DATANG DATI MULUTMU DAN BAHKAN PEMUKA AGAMA. BAGI TUHAN TAMPA KASIH SEMUA SIA-SIA DAN TIDAK BERGUNA. 

TERAKHIR DARI SAYA, MARI BELAJAR SALING MENGASIHI TANPA MELIHAT APA AGAMAMU, APA SUKUMU, APA RASMU, DAN DARI MANA ASALMU, KARENA TUHAN HANYA PEDULI AKAN KASIHMU, BUKAN ASAL-USULMU, DAN APA AGAMAMU. TUHAN ADALAH KASIH, DAN KITA SEBAGAI UMAT TUHAN JUGA KASIH.

Semalat mengasihi untuk Indonesia yang lebih baik
Salam hangat dan damai, 


Laskar Banyuwangi. 

Jumat, 03 Juli 2015

Media Sebagai Kambing Hitam atas Ketidakbecusan Gereja Melayani Generasi Muda

Hampir satu minggu ini rame masalah pengajaran di blog yang katanya punya orang kristen. Ada bagian yang jujur saja saya muak dengan isi dan pengajarannya. Dari minion, naruto, dan walt disney mereka serang dengan dalih yang mengandung makna mistis dan dunia roh. Dari iluminasi, mengandung pesan daei setan untuk merusak generasi muda, dan entah apalagi modusnya, karena jujur saja sekali saya baca sebagian dah malas melanjutkan. Saya takut menjadi bodoh, karena apa yang saya baca menentukan apa yang saya renungkan dan menjadi karakter saya, maklum namanya manusia biasa. 

Apa yakin yang dituduhkan oleh penulis tentang film-film itu semua? Hhhmmm.. 
Saya sangat tidak yakin, hampir tiap kali saya menemani keponakan nonton produk dari walt disney dan tidak ada hal negatif yang menyerang mereka. Masa kecil saya juga sering menghabiskan waktu di depan televisi dengan acara film anak-anak pada masa itu, yang mengapa justru tidak disebut. Padahal kakau dikaitkan justru acara-acara itu yang mengandung unsur mistis. Saint seiya, dragon ball, dan beberapa lainnya menjadi acara favorite saya di jaman itu dan bahkan sampai sekarang walau sudah tidak ada lagi. 

Isu psikologi juga diangkat untuk menyerang dan bisa mempengaruhi mental anak-anak. Itu sekali lagi tidak terbukti di keluarga besar saya dan beberapa teman saya. 
Memang saya belum punya anak, tapi saya bisa lihat dari orang-orang disekitar saya sebagai teladan nantinya. Dan saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan yang tidak paranoid dengan hal konyol tersebut. Dan saya meyakinin bahwa kekuatiran tidak akan merubah apapun bahkan hal yang menyakitkan bisa mempengaruhi iman. Karena iman adalah akibat dari mendengar, apa yang kita dengar bisa menentukan iman kita (roma 10:17). Dan saya tidak mau membiarkan telinga saya mendengar berita dan pesan sampah dengan dasar yang tidak jelas.

Sebenarnya hal ini bukan suatu hal yang baru bagi saya pribadi dan generasi seangkatan saya. Dulu pernah dihebohkan tentang pokemon dan teletubies yang menjadi pusat dari transfer spirit dunia gaib ke anak-anak muda. Sialnya saya dulu mempercayainya begitu saja karena tidak ada pemuridan pada waktu itu, pada saat saya masih aktif di salah satu gereja besar di Surabaya. Hal ini tentunya berbesa setelah saya keluar dari sana dan dimuridkan di salah satu gereja kecil. Semua perspektif saya berubah tentang hal ini.

Ada beberapa point mengapa saya tidak setuju dengan tulisan di blog tersebut. Pertama adalah masalah mistis. Kalau benar semua film yang disebutkan adalah produk iblis, iluminasi, lambang-lambang iblis, dan lain sebagainya yang dasarnya ga jelas menurut saya, mengapa takut? Bukankah dalam markus 16:17 mengatakan bahwa tanda-tanda orang percaya salah satunya mengusir setan? Tapi kan anak-anak belum paham hal begitu? Ok tidak paham, emangnya bapak ibunya tidak paham? Jangan-jangan tidak kenal siapa Tuhan. Kalau dunia anak-anak yang polos dan tidak mengetahui dunia alam roh, apakah Tuhan tinggal diam saja membiarkan anakNya yang polos dibodohi iblis? Saya rasa Tuhan yang saya kenal bukan Tuhan yang sebodoh itu membiarkan anak polos yang belum bisa menggunakan kehendak bebasnya "dibantai" iblis begitu saja.
Mengenai lambang-lambang iblis juga menjadi poin yang menurut saya membodohkan. Masak percaya Tuhan takut dengan lambang-lambang iblis? Emang Tuhan yang kita sembah sebodoh dan selemah itu? Jangan-jangan otak kita hanya diisi dengan lambang salib sebagai alat pengusir iblis. Kasihan, Tuhan yang begitu dahsyatnya hanya menjadi penghias dinding tanpa makna yang berarti. Pantas saja kalau kita merasa ketakutan dengan hal-hal itu. Dan itu wajar. Hiduplah dalam kekuatiranmu dan terjadilah menurut imanmu. Kekristenan itu simpel kok, ga ribet kayak agama kristen.

Kedua adalah masalah psikologi. Saya juga bingung apa hubungannya psikologi sama film? Mungkin mempengaruhi cara berpikir kali yah yang akhirnya jadi ke perilaku sehari-hari, atau mungkin sampai ke karakter. Ya mungkin saja itu yang dimaksud. Karakter adalah hal yang penting bagi anak-anak untuk dipelajari. Dan saya meyakini pendidikan karakter terbaik adalah pada saat balita dan dengan sentuhan orang tua. Keponakan saya semuanya penikmat film walt disney, dan diusia 3 tahun tidak ada masalah, karena saya tahu bagaimana orang tuanya mendidik. Tidak ada gangguan Iblis maupun psikologi. Semua normal adanya. Kan tidak semua anak kebal media? Jawabnya simpel, karena tidak semua orang tua bisa mendidik anak dengan benar. Sudah disurve atau belum pada anak-anak tentang pengaruh media terhadap karakter dengan hubungan orang tua dengan karakter? Karena setahu saya dari penelitian para ahli psikolog yang meneliti dolly, mayoritas mereka di dalamnya punya hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi kan ada pre school, ada play group, ada ini ada itu, dan orang tua kan sibuk cari uang sekolah dan sekolah bertanggung jawab akan anak saya dong. Ya hiduplah dengan itu dan terjadilah dengan imanmu. Setau saya, anak-anak adalah mutlak tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan menjadikannya serupa dengan Kristus, bukan sekolah, bukan guru, bukan orang lain. Kekristenan itu simple, ga seribet agama kristen.

Ketiga adalah bahwa orang yang tidak peduli dengan masalah ini disebut orang yang tidak peduli dengan generasi ini. Justru saya berpikir terbalik sebagai orang tidak beragama. Hal terburuk dari hal ini adalah pelarangan menonton tayangan-tayangan tersebut yang justru membuat anak minder, tidak pandai bergaul dan yang paling seram adallah di bully temannya karena tidak tahu film-film tersebut. Ingat, kasus bullying memegang peran ke 4 terbesar dalam mengambil nyawa anak muda untuk kasus bunuh diri. Hal berikutnya karena banyaknya larangan yang diterima anak-anak, maka kita akan menciptakan generasi yang takut mengambil keputusan, generasi yang susah berkreasi krearif, generasi yang hanya bisa berkata "yes sir"yang tanpa inisiatif. Justru saya peduli, saya tidak anti dengan film-film yang dimaksud.

Keempat adalah kegagalan agama kristen dalam menjadi terang dalam semua bidang. Kalau semua film adalah produk iblis, apa film produk anak Tuhan? Karya terbesar mereka adalah pasion of Christ yang hanya berlaku untuk kalangan sendiri. Media memegang peran penting dalam dunia anak muda, dan itu tidak bisa dihindari. Kalau dunia media dianggap produk kegelapan, dimana terang berada? Hei.. Tuhan sudah tetapkan destiny atas setiap orang dalam bidang apapun. Coba amati, berapa banyak gereja yang hanya menjual artis yang baru bertobat untuk keliling ke cabang-cabangnya dan diundang dari gereja ke gereja lain? Harusnya kalau gereja waras, dorong mereka bergerak ke media dan menciptakan sebuah karya yang besar, karena memang di sanalah dunia mereka dan talenta mereka. Karena saya berprisnsip bahwa gelap adalah ketiadaan terang. Kalau ada hal di dunia ini dianggap gelap, salahkan terangnya yang tidak nongol. Kekristenan itu simpel, tapi tidak agama kristen.

JADI HAL PALING PENTING DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA ADALAH DENGAN PERKENALKAN MEREKA KEPADA TUHAN, BUKAN AGAMA. KARENA HUBUNGAN DENGAN TUHAN YANG AKAN MEMIMPIN HIDUP MEREKA. LALU MURIDKAN MEREKA SEPERTI TUGAS AMANAT AGUNG DALAM MATIUS 28 KEMUDIAN UTUS MEREKA KE DUNIA YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN.

Salam hangat
Laskar Banyuwangi

Media Sebagai Kambing Hitam atas Ketidakbecusan Gereja Melayani Generasi Muda

Hampir satu minggu ini rame masalah pengajaran di blog yang katanya punya orang kristen. Ada bagian yang jujur saja saya muak dengan isi dan pengajarannya. Dari minion, naruto, dan walt disney mereka serang dengan dalih yang mengandung makna mistis dan dunia roh. Dari iluminasi, mengandung pesan daei setan untuk merusak generasi muda, dan entah apalagi modusnya, karena jujur saja sekali saya baca sebagian dah malas melanjutkan. Saya takut menjadi bodoh, karena apa yang saya baca menentukan apa yang saya renungkan dan menjadi karakter saya, maklum namanya manusia biasa. 

Apa yakin yang dituduhkan oleh penulis tentang film-film itu semua? Hhhmmm.. 
Saya sangat tidak yakin, hampir tiap kali saya menemani keponakan nonton produk dari walt disney dan tidak ada hal negatif yang menyerang mereka. Masa kecil saya juga sering menghabiskan waktu di depan televisi dengan acara film anak-anak pada masa itu, yang mengapa justru tidak disebut. Padahal kakau dikaitkan justru acara-acara itu yang mengandung unsur mistis. Saint seiya, dragon ball, dan beberapa lainnya menjadi acara favorite saya di jaman itu dan bahkan sampai sekarang walau sudah tidak ada lagi. 

Isu psikologi juga diangkat untuk menyerang dan bisa mempengaruhi mental anak-anak. Itu sekali lagi tidak terbukti di keluarga besar saya dan beberapa teman saya. 
Memang saya belum punya anak, tapi saya bisa lihat dari orang-orang disekitar saya sebagai teladan nantinya. Dan saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan yang tidak paranoid dengan hal konyol tersebut. Dan saya meyakinin bahwa kekuatiran tidak akan merubah apapun bahkan hal yang menyakitkan bisa mempengaruhi iman. Karena iman adalah akibat dari mendengar, apa yang kita dengar bisa menentukan iman kita (roma 10:17). Dan saya tidak mau membiarkan telinga saya mendengar berita dan pesan sampah dengan dasar yang tidak jelas.

Sebenarnya hal ini bukan suatu hal yang baru bagi saya pribadi dan generasi seangkatan saya. Dulu pernah dihebohkan tentang pokemon dan teletubies yang menjadi pusat dari transfer spirit dunia gaib ke anak-anak muda. Sialnya saya dulu mempercayainya begitu saja karena tidak ada pemuridan pada waktu itu, pada saat saya masih aktif di salah satu gereja besar di Surabaya. Hal ini tentunya berbesa setelah saya keluar dari sana dan dimuridkan di salah satu gereja kecil. Semua perspektif saya berubah tentang hal ini.

Ada beberapa point mengapa saya tidak setuju dengan tulisan di blog tersebut. Pertama adalah masalah mistis. Kalau benar semua film yang disebutkan adalah produk iblis, iluminasi, lambang-lambang iblis, dan lain sebagainya yang dasarnya ga jelas menurut saya, mengapa takut? Bukankah dalam markus 16:17 mengatakan bahwa tanda-tanda orang percaya salah satunya mengusir setan? Tapi kan anak-anak belum paham hal begitu? Ok tidak paham, emangnya bapak ibunya tidak paham? Jangan-jangan tidak kenal siapa Tuhan. Kalau dunia anak-anak yang polos dan tidak mengetahui dunia alam roh, apakah Tuhan tinggal diam saja membiarkan anakNya yang polos dibodohi iblis? Saya rasa Tuhan yang saya kenal bukan Tuhan yang sebodoh itu membiarkan anak polos yang belum bisa menggunakan kehendak bebasnya "dibantai" iblis begitu saja.
Mengenai lambang-lambang iblis juga menjadi poin yang menurut saya membodohkan. Masak percaya Tuhan takut dengan lambang-lambang iblis? Emang Tuhan yang kita sembah sebodoh dan selemah itu? Jangan-jangan otak kita hanya diisi dengan lambang salib sebagai alat pengusir iblis. Kasihan, Tuhan yang begitu dahsyatnya hanya menjadi penghias dinding tanpa makna yang berarti. Pantas saja kalau kita merasa ketakutan dengan hal-hal itu. Dan itu wajar. Hiduplah dalam kekuatiranmu dan terjadilah menurut imanmu. Kekristenan itu simpel kok, ga ribet kayak agama kristen.

Kedua adalah masalah psikologi. Saya juga bingung apa hubungannya psikologi sama film? Mungkin mempengaruhi cara berpikir kali yah yang akhirnya jadi ke perilaku sehari-hari, atau mungkin sampai ke karakter. Ya mungkin saja itu yang dimaksud. Karakter adalah hal yang penting bagi anak-anak untuk dipelajari. Dan saya meyakini pendidikan karakter terbaik adalah pada saat balita dan dengan sentuhan orang tua. Keponakan saya semuanya penikmat film walt disney, dan diusia 3 tahun tidak ada masalah, karena saya tahu bagaimana orang tuanya mendidik. Tidak ada gangguan Iblis maupun psikologi. Semua normal adanya. Kan tidak semua anak kebal media? Jawabnya simpel, karena tidak semua orang tua bisa mendidik anak dengan benar. Sudah disurve atau belum pada anak-anak tentang pengaruh media terhadap karakter dengan hubungan orang tua dengan karakter? Karena setahu saya dari penelitian para ahli psikolog yang meneliti dolly, mayoritas mereka di dalamnya punya hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi kan ada pre school, ada play group, ada ini ada itu, dan orang tua kan sibuk cari uang sekolah dan sekolah bertanggung jawab akan anak saya dong. Ya hiduplah dengan itu dan terjadilah dengan imanmu. Setau saya, anak-anak adalah mutlak tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan menjadikannya serupa dengan Kristus, bukan sekolah, bukan guru, bukan orang lain. Kekristenan itu simple, ga seribet agama kristen.

Ketiga adalah bahwa orang yang tidak peduli dengan masalah ini disebut orang yang tidak peduli dengan generasi ini. Justru saya berpikir terbalik sebagai orang tidak beragama. Hal terburuk dari hal ini adalah pelarangan menonton tayangan-tayangan tersebut yang justru membuat anak minder, tidak pandai bergaul dan yang paling seram adallah di bully temannya karena tidak tahu film-film tersebut. Ingat, kasus bullying memegang peran ke 4 terbesar dalam mengambil nyawa anak muda untuk kasus bunuh diri. Hal berikutnya karena banyaknya larangan yang diterima anak-anak, maka kita akan menciptakan generasi yang takut mengambil keputusan, generasi yang susah berkreasi krearif, generasi yang hanya bisa berkata "yes sir"yang tanpa inisiatif. Justru saya peduli, saya tidak anti dengan film-film yang dimaksud.

Keempat adalah kegagalan agama kristen dalam menjadi terang dalam semua bidang. Kalau semua film adalah produk iblis, apa film produk anak Tuhan? Karya terbesar mereka adalah pasion of Christ yang hanya berlaku untuk kalangan sendiri. Media memegang peran penting dalam dunia anak muda, dan itu tidak bisa dihindari. Kalau dunia media dianggap produk kegelapan, dimana terang berada? Hei.. Tuhan sudah tetapkan destiny atas setiap orang dalam bidang apapun. Coba amati, berapa banyak gereja yang hanya menjual artis yang baru bertobat untuk keliling ke cabang-cabangnya dan diundang dari gereja ke gereja lain? Harusnya kalau gereja waras, dorong mereka bergerak ke media dan menciptakan sebuah karya yang besar, karena memang di sanalah dunia mereka dan talenta mereka. Karena saya berprisnsip bahwa gelap adalah ketiadaan terang. Kalau ada hal di dunia ini dianggap gelap, salahkan terangnya yang tidak nongol. Kekristenan itu simpel, tapi tidak agama kristen.

JADI HAL PALING PENTING DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA ADALAH DENGAN PERKENALKAN MEREKA KEPADA TUHAN, BUKAN AGAMA. KARENA HUBUNGAN DENGAN TUHAN YANG AKAN MEMIMPIN HIDUP MEREKA. LALU MURIDKAN MEREKA SEPERTI TUGAS AMANAT AGUNG DALAM MATIUS 28 KEMUDIAN UTUS MEREKA KE DUNIA YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN.

Salam hangat
Laskar Banyuwangi