Jumat, 03 Juli 2015

Media Sebagai Kambing Hitam atas Ketidakbecusan Gereja Melayani Generasi Muda

Hampir satu minggu ini rame masalah pengajaran di blog yang katanya punya orang kristen. Ada bagian yang jujur saja saya muak dengan isi dan pengajarannya. Dari minion, naruto, dan walt disney mereka serang dengan dalih yang mengandung makna mistis dan dunia roh. Dari iluminasi, mengandung pesan daei setan untuk merusak generasi muda, dan entah apalagi modusnya, karena jujur saja sekali saya baca sebagian dah malas melanjutkan. Saya takut menjadi bodoh, karena apa yang saya baca menentukan apa yang saya renungkan dan menjadi karakter saya, maklum namanya manusia biasa. 

Apa yakin yang dituduhkan oleh penulis tentang film-film itu semua? Hhhmmm.. 
Saya sangat tidak yakin, hampir tiap kali saya menemani keponakan nonton produk dari walt disney dan tidak ada hal negatif yang menyerang mereka. Masa kecil saya juga sering menghabiskan waktu di depan televisi dengan acara film anak-anak pada masa itu, yang mengapa justru tidak disebut. Padahal kakau dikaitkan justru acara-acara itu yang mengandung unsur mistis. Saint seiya, dragon ball, dan beberapa lainnya menjadi acara favorite saya di jaman itu dan bahkan sampai sekarang walau sudah tidak ada lagi. 

Isu psikologi juga diangkat untuk menyerang dan bisa mempengaruhi mental anak-anak. Itu sekali lagi tidak terbukti di keluarga besar saya dan beberapa teman saya. 
Memang saya belum punya anak, tapi saya bisa lihat dari orang-orang disekitar saya sebagai teladan nantinya. Dan saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan yang tidak paranoid dengan hal konyol tersebut. Dan saya meyakinin bahwa kekuatiran tidak akan merubah apapun bahkan hal yang menyakitkan bisa mempengaruhi iman. Karena iman adalah akibat dari mendengar, apa yang kita dengar bisa menentukan iman kita (roma 10:17). Dan saya tidak mau membiarkan telinga saya mendengar berita dan pesan sampah dengan dasar yang tidak jelas.

Sebenarnya hal ini bukan suatu hal yang baru bagi saya pribadi dan generasi seangkatan saya. Dulu pernah dihebohkan tentang pokemon dan teletubies yang menjadi pusat dari transfer spirit dunia gaib ke anak-anak muda. Sialnya saya dulu mempercayainya begitu saja karena tidak ada pemuridan pada waktu itu, pada saat saya masih aktif di salah satu gereja besar di Surabaya. Hal ini tentunya berbesa setelah saya keluar dari sana dan dimuridkan di salah satu gereja kecil. Semua perspektif saya berubah tentang hal ini.

Ada beberapa point mengapa saya tidak setuju dengan tulisan di blog tersebut. Pertama adalah masalah mistis. Kalau benar semua film yang disebutkan adalah produk iblis, iluminasi, lambang-lambang iblis, dan lain sebagainya yang dasarnya ga jelas menurut saya, mengapa takut? Bukankah dalam markus 16:17 mengatakan bahwa tanda-tanda orang percaya salah satunya mengusir setan? Tapi kan anak-anak belum paham hal begitu? Ok tidak paham, emangnya bapak ibunya tidak paham? Jangan-jangan tidak kenal siapa Tuhan. Kalau dunia anak-anak yang polos dan tidak mengetahui dunia alam roh, apakah Tuhan tinggal diam saja membiarkan anakNya yang polos dibodohi iblis? Saya rasa Tuhan yang saya kenal bukan Tuhan yang sebodoh itu membiarkan anak polos yang belum bisa menggunakan kehendak bebasnya "dibantai" iblis begitu saja.
Mengenai lambang-lambang iblis juga menjadi poin yang menurut saya membodohkan. Masak percaya Tuhan takut dengan lambang-lambang iblis? Emang Tuhan yang kita sembah sebodoh dan selemah itu? Jangan-jangan otak kita hanya diisi dengan lambang salib sebagai alat pengusir iblis. Kasihan, Tuhan yang begitu dahsyatnya hanya menjadi penghias dinding tanpa makna yang berarti. Pantas saja kalau kita merasa ketakutan dengan hal-hal itu. Dan itu wajar. Hiduplah dalam kekuatiranmu dan terjadilah menurut imanmu. Kekristenan itu simpel kok, ga ribet kayak agama kristen.

Kedua adalah masalah psikologi. Saya juga bingung apa hubungannya psikologi sama film? Mungkin mempengaruhi cara berpikir kali yah yang akhirnya jadi ke perilaku sehari-hari, atau mungkin sampai ke karakter. Ya mungkin saja itu yang dimaksud. Karakter adalah hal yang penting bagi anak-anak untuk dipelajari. Dan saya meyakini pendidikan karakter terbaik adalah pada saat balita dan dengan sentuhan orang tua. Keponakan saya semuanya penikmat film walt disney, dan diusia 3 tahun tidak ada masalah, karena saya tahu bagaimana orang tuanya mendidik. Tidak ada gangguan Iblis maupun psikologi. Semua normal adanya. Kan tidak semua anak kebal media? Jawabnya simpel, karena tidak semua orang tua bisa mendidik anak dengan benar. Sudah disurve atau belum pada anak-anak tentang pengaruh media terhadap karakter dengan hubungan orang tua dengan karakter? Karena setahu saya dari penelitian para ahli psikolog yang meneliti dolly, mayoritas mereka di dalamnya punya hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi kan ada pre school, ada play group, ada ini ada itu, dan orang tua kan sibuk cari uang sekolah dan sekolah bertanggung jawab akan anak saya dong. Ya hiduplah dengan itu dan terjadilah dengan imanmu. Setau saya, anak-anak adalah mutlak tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan menjadikannya serupa dengan Kristus, bukan sekolah, bukan guru, bukan orang lain. Kekristenan itu simple, ga seribet agama kristen.

Ketiga adalah bahwa orang yang tidak peduli dengan masalah ini disebut orang yang tidak peduli dengan generasi ini. Justru saya berpikir terbalik sebagai orang tidak beragama. Hal terburuk dari hal ini adalah pelarangan menonton tayangan-tayangan tersebut yang justru membuat anak minder, tidak pandai bergaul dan yang paling seram adallah di bully temannya karena tidak tahu film-film tersebut. Ingat, kasus bullying memegang peran ke 4 terbesar dalam mengambil nyawa anak muda untuk kasus bunuh diri. Hal berikutnya karena banyaknya larangan yang diterima anak-anak, maka kita akan menciptakan generasi yang takut mengambil keputusan, generasi yang susah berkreasi krearif, generasi yang hanya bisa berkata "yes sir"yang tanpa inisiatif. Justru saya peduli, saya tidak anti dengan film-film yang dimaksud.

Keempat adalah kegagalan agama kristen dalam menjadi terang dalam semua bidang. Kalau semua film adalah produk iblis, apa film produk anak Tuhan? Karya terbesar mereka adalah pasion of Christ yang hanya berlaku untuk kalangan sendiri. Media memegang peran penting dalam dunia anak muda, dan itu tidak bisa dihindari. Kalau dunia media dianggap produk kegelapan, dimana terang berada? Hei.. Tuhan sudah tetapkan destiny atas setiap orang dalam bidang apapun. Coba amati, berapa banyak gereja yang hanya menjual artis yang baru bertobat untuk keliling ke cabang-cabangnya dan diundang dari gereja ke gereja lain? Harusnya kalau gereja waras, dorong mereka bergerak ke media dan menciptakan sebuah karya yang besar, karena memang di sanalah dunia mereka dan talenta mereka. Karena saya berprisnsip bahwa gelap adalah ketiadaan terang. Kalau ada hal di dunia ini dianggap gelap, salahkan terangnya yang tidak nongol. Kekristenan itu simpel, tapi tidak agama kristen.

JADI HAL PALING PENTING DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA ADALAH DENGAN PERKENALKAN MEREKA KEPADA TUHAN, BUKAN AGAMA. KARENA HUBUNGAN DENGAN TUHAN YANG AKAN MEMIMPIN HIDUP MEREKA. LALU MURIDKAN MEREKA SEPERTI TUGAS AMANAT AGUNG DALAM MATIUS 28 KEMUDIAN UTUS MEREKA KE DUNIA YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN.

Salam hangat
Laskar Banyuwangi

Tidak ada komentar: