Rabu, 07 Januari 2015

Agama, Negara, Hubungan antar Negara, dan Kemanusiaan

Membahas masalah agama, bangsa, hubungan antar bangsa, dan kemanusiaan adalah hal yang tidak pernah habis untuk dibahas. Cuman saya akan membahas masalah ini dalam kaitannya kecelakaan airasia dan beberapa fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, menurut kaca mata saya sebagai orang awam. Seperti bahasan yang pernah saya bahas tentang agama, sekali lagi agama telah gagal mengimplementasikan Tuhan dalam praktek kehidupannya. Tragedi malaysia airlines beberapa waktu silam dan airasia beberapa minggu yang lalu menjadi cambuk kegagalan agama. 

Negara sudah sangat jelas maksudnya. Negara bisa dikategorikan sebagai negara agama, negara sosialis, negara komunis, dan lain sebagainya. Dan tentunya dalam kerjasama dan hubungan diplomatik punya perjanjian masing-masing yang saling menguntungkan satu sama lain. Ya, dijaman modern ini tentunya hampir semua Negara didunia saling terhubung entah secara langsung diplomatik maupun melalui komunitas negara. Dalam kaitan dengan bencana di suatu negara apa ada perjanjian saling menolong atau tidak, jujur saya tidak paham. Tapi, saya lihat di kejadian tragedi malaysia airlines dan airasia dapat kita lihat usaha dari banyak negara untuk mengirimkan bantuannya. Dan dari bantuan banyak negara ini kabar yang menggembirakan tadi pagi adalah ditemukannya bagian ekor pesawat airasia. 

Dari dua kejadian tragedi pesawat asal malaysia tersebut, saya menemukan satu hal yang sama. Entah ini saya luput dari media atau memang media tidak ekspose beritanya. Kesamaan itu adalah tidak adanya bantuan yang mengalir dari negara timur tengah yang dimana merupakan basis tiga agama terbesar di dunia, kristen katolik, dan islam. Dan bisa dibilang hampir semua negara disana berbasiskan agama dengan bahasa saya adalah negara agama. Bukan maksud saya untuk merendahkan bangsa saya sendiri dengan mengharapkan bantuan dari sana, tapi sorotan saya adalah negara-negara agama tidak membatu sama sekali atas tragedi yang menimpa negara tertentu. Dan lihat saja yang mereka sebut negara kafir, negara komunis, negara tidak berTuhan, dan negara yang tidak berbasis agamalah yang mayoritas mengirimkan bantuan. Tragedi malaysia airlines dan airasia menjadi bukti atas ketidakmampuan agama dalam mengekspresikan Tuhan yang penuh kasih kepada manusia. 

Sekali lagi bukan maksud saya merendahkan bangsa Indonesia yang terkesan mengemis bantuan, tapi bisa dilihat dari inisiatif masing-masing negara yang mau membantu dengan sukarela karena alasan kemanusiaan dan kebersamaan. Betapa indahnya bila semua negara di dunia ini bisa saling bekerjasama atas dasar kasih yang saljng menguntungkan dan saling memerlukan. Kasih selalu erat kaitannya dengan kata saling. Coba amati saja pada saat kejadian kecelakan pesawat tersebut, dimana semua negara saling bantu tanpa melihat latar belakang, agama, suku, dan perbedaan lainnya. Mereka bekerja atas nama kemanusiaan dan berusaha membantu yang kesusahan. Betapa indahnya dunia imi bukan? Saya rasa malaysai ataupun Indonesia bisa melakukan pencarian sendiri bangkai pesawat yang ada, tapi pasti membutuhkan dana yang beaar dan waktu yang panjang. 

Dalam kehidupan antar negara juga akan begitu terlihat damai dan indah bila kata saling membatu itu benar-benar terwujud. Dunia ini akan terhindar dari kekacauan, peperangan, dan diskriminasi. Dan agama tidak akan pernah bisa mewujudkannya. Sebaikapaun agama, selalu ada orang yang mencela dan tidak suka. Seburuk apapun kasih, selalu diterima oleh orang. Jadi kasih yang adalah sifat Tuhan sendirilah yang bisa mewujudkannya. Tanpa kasih, tidak akan pernah bisa. Kasih selalu menerima perbedaan, kasih selalu memberi, kasih adalah berkorban, kasih tidak menolak pribadi manusia sejahat apapun dia. Kasih harusnya menjadi dasar kehidupan untuk mencapai suatu keadaan dunia yang damai dan sejahtera. 

NEGARA ADALAH KUMPULAN ORANG. JADI BILA NEGARA BERDASAR ATAS KASIH, MAKA TIDAK ADA KEKACAUAN, TIDAK ADA KERUSAKAN. KASIH SELALU MENERIMA PRIBADI MANUSIA BAGAIMANAPUN KONDISINYA, TAPI BUKAN MENERIMA DOSANYA. MANUSIA DAN KASIH TIDAK BISA DIPISAHKAN, TANPA KASIH PERBEDAAN AKAN TETAP MENJADI DAYA TARIK PALING KUAT UNTUK PERPECAHAN DAN PERUSAKAN SEGALA BIDANG. JADI  KASIHLAH HAL PALING KUAT DALAM MEMPERSATUKAN, BUKAN AGAMA, BUKAN NEGARA, DAN BUKAN KESAMAAN. 

Laskar Banyuwangi
God bless Indonesia

Tidak ada komentar: