Jumat, 12 Februari 2016

LGBT dan Sebuah Kontroversi Kepentingan

Ada teman yang bertanya kepada saya tentang LGBT yang lagi marak diperbincangkan beberapa bulan ini. Sebenarnya bukan urusan dan dan kapasitas saya menjelaskan secara ilmiah apakah LGBT itu penyakit atau virus menular yang lagi heboh diperdebatkan para ahli. Saya hanya menyampaikan dari apa yang pernah saya tahu dan pandangan saya pribadi tentang sebuah kebenaran yang saya yakini saja. 

Pada mulanya Allah hanya menciptakan adam dan hawa. Kitab suci yang saya yakini bahwa penciptaan adalah 100% otoritas Allah sudah mencatat bahwa manusia diciptakan hanya pria dan wanita, adam dan hawa. Tuhan tidak menciptakan adam dan steve atau hawa dengan bella. Itu dasar kebenaran yang saya yakini LGBT jelas salah di hadapan Tuhan. Dan saya juga tidak sepakat dengan LGBT harus diakui sebagai suatu yang normal dan wajar hanya untuk kepentingan HAM semata. 

Beda saya dengan kebanyakan orang beragama adalah saya tidak membenci orang yang sedang dilanda galau di dalam medan ketidak jelasan dalam LGBT, Tuhan yang saya sembah mengajarkan bencilah dosanya dan terima orangnya. Tuhan yang saya kenal adalah Tuhan yang benci dosa dan mengasihi manusia apapun kondisinya. Jadi ada sebuah penerimaan akan korban LGBT dalam Tuhan dan kita sebagai umat Tuhan tentunya. Dosa LGBT memang perlu diperangi, tapi bukan memerangi manusianya, karena saya masih menjumpai bahwa hal itu masih bisa sembuh. 

Agama harusnya juga memperlakukan demikian, agar tidak menghakimi mereka sebagai korban LBGT. Terima mereka dan pulihkan mereka sampai mereka mengenal Tuhan dan menunggu pemulihan itu terjadi.  Kalau bukan kita siapa lagi yang memperkenalkan Tuhan ke mereka? Kalau kita tolak mereka, bagaiman cara kita memperkenalkan Tuhan ke mereka?  Mereka butuh Tuhan lewat kita. 

Saya ada seorang teman yang dulunya mantan seorang gay yang sekarang sudah sembuh 100% dan aktif dalam kegerakan pria sejati. Dari pengalaman dia, gay itu ada sebabnya. Liku-liku kehidupannya yang kurang baik dengan keluarga membuat dia akhirnya terjerumus ke dalam lembah hitam itu dan masuk ke dalam komunitasnya. Dia seorang yang aktif di gereja pada saat itu, dan aktif juga sebagai seorang worship leader. Hingga suatu hari ikutlah dia di sebuah acara camp pria sejati dan pulih di sana setelah akar penyebab dia gay disembuhkan dan dipulihkan. Ya dia sembuh, berarti gay bisa dibilang sebuah penyakit dong yah? Karena bisa sembuh. 

Akhirnya dia memutuskan berdamai dengan dirinya, Tuhan, dan keluarganya yang dimana keputusannyalah yang membuat dia pulih. Keterbukaannya di hadapan Tuhan dan manusia yang dia ucapkan juga menjadi sebuah pendorong untuk pulih. Karena keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Hubungannya dengan keluarga pulih, dia sembuh dan tidak pernah malu mengakuinya kalau dia mantan gay. Bahkan di acara resmi camp pria sejati dia masih tetap mau membuka kisah hidupnya untuk banyak orang yang ikut dalam kegerakan pria itu. Intinya LGBT bisa dipulihkan dengan segala alasan san teori. Saya lihat sebuah kisah hidup nyata dari teman saya, bukan sekedar teori perdebatan yang membosankan. 

Hal yang sama yang pernah dialami bapak rohani saya yang juga akhirnya bisa membuat seorang banci kembali menjadi pria tulen. Si anak akhirnya memutuskan untuk menjadi banci setelah dia dibully teman-temannya dengan sebutan banci. Saat di rumah dia tanya ke papanya apakah dia banci, dengan iseng dan beecanda, papanya juga bilang dia banci. Dan sejak saat itu pula dia hakimi dirinya sendiri kalau dia banci. Setiap hari di depan kaca dia kutuki dirinya banci dan jadilah dia banci karena keputusannya menerima penghakiman. Sama persis apa yang terjadi dalam amsal 23:7a "sebab seperti orang yang membuat perhitungan dengan dirinya sendiri demikianlah ia" 

Hingga akhirnya dia ikut sebuah retreat yang kebetulan bapak rohani saya menjadi pembicara dan si anak cerita banyak setelah dia mengaku dosanya dan dipulihkan. Dengan cara yang sama dia harus menguatkan dirinya kalau dia pria bila bayang-bayang banci itu kembali, sampai dia berhasil dan sudah berkekuarga dengan normal tanpa ada keanehan dan penyimpangan apapun. 

Ya kelainan atau penyakit LGBT saya yakini bisa sembuh.  Kisah nyata bagi saya jauh lebih layak menjadi sebuah acuan daripada hanya sebuah teori yang diperdebatkan. Apa sih yang tidak mungkin bagi Tuhan? Seperti yang saya bilang di atas, bawa Tuhan membenci dosa dan mengasihi manusia tanpa syarat. Pengakuan dosa dan kemauan untuk pulih menjadi penggerak hati Tuhan utnuk membuat sebuah mujizat yang kata ahli LBGT adalab sebuah kewajaran. Tuhan bisa membuat LGBT hilang dan sembuh. Keputusan ada di tangan kita hari ini untuk mau sembuh atau tidak. Dosamu menjadi penyebab Tuhan tidak bisa campur tangan menyembuhkan penyakitmu. 

PESAN SAYA UNTUK KORBAN LGBT, TUHAN MASIH PEDULI DENGAN HIDUPMU. TUHAN MASIH MENUNGGUMU UNTUK KEMBALI DAN MENYEMBUHKANMU, TUHAN MASIH MENGASIHIMU APA ADANYA, CUKUP AKUI DOSAMU DAN PERCAYA BAHWA DIA TUHAN MAMPU MELAKUKAN APA SAJA. KODRAT ALAMI MANUSIA BUKAN LBGT, TAPI PRIA DAN WANITA, PERNIKAHAN YANG SAH DI HADAPAN TUHAN ADALAH PRIA DENGAN WANITA, BUKAN PRIA DENGAN PRIA ATAU WANITA DENGAN WANITA. TUHAN MASIH MENUNGGU ENGKAU KEMBALI. 



Salam tolak LGBT dan terima manusianya seperti Tuhan juga demikian
Laskar Banyuwangi

Tidak ada komentar: