Tampilkan postingan dengan label travelling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label travelling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Desember 2014

Pegunungan Ijen antara Kekayaan, Sosial Masyarakat Desa, dan Fakta yang Menyedihkan

Tepat 1 minggu lalu, saya beserta beberapa teman pergi ke sebuah kawasan wisata yang mulai terkenal karena api birunya yang tak kunjung padam. Sebuah pesona wisata gunung ijen yang sudah mulai tersohor di mancanegara. Tepat jam 11 malam kami tiba di sana sambil bingung mecari tahu arah menuju puncak karena itulah kali pertama kami menuju tempat itu. Setelah beberapa saat kami bertemu dengan tiga penambang belerang yang merupakan penduduk lokal daerah ijen yang memang pekerjaan utama mereka adalah penambang belerang. Setelah ngobrol, akhirnya mereka bersedia mengantar kami ke puncak dan bahkan sampai ke area api birunya. 

Setelah bergegas akhirnya sekitar 11.30 kita mulai menaiki menuju puncak salah satu gunung dengan kawah terbaik di dunia tersebut. Di perjalanan kami lebih banyak ngobrol dan bergurai baik dengan teman ataupun dengan bapak penambangnya. Kami banyak bertanya banyak hal terutama tentang keadaan di ijen dan kebiasaan mereka dan tentunya tentang belerang itu sendiri. Dari percakapan kami, ada beberapa hal yang mungkin bisa saya ceritakan di dalam blog ini untuk melihat salah satu kehidupan masyarakat Indonesia yang minim fasilitas yang bagus. 

Hal pertama yang saya lihat pada saat datang ke ijen adalah handphone, yang dimana secara mengejutkan tidak ada sinyal sedikitpun dari provider terbaik Indonesia yang di mana sinyalnya paling kuat. Ya tidak ada sinyal, sehingga saya putuskan tinggalkan handphone di mobil. Hal kedua adalah dengan mempersiapkan perbekalan seperti makanan dan minuman, karena hampir muatahil mendapatkan makanan dan minuman di sana di malam hari. Satu-satunya kantin yang bukapun hanya beroperasi di pagi hari, itupun hanya menu cepat saji yang tidak mengenyangkan. 

Persiapan selesai, kita gambarkan bagaimana kondisi masyarakat di sana. Mayoritas penduduk di sana adalah penambang belerang, itu bukan berarti tidak ada pekerjaan lain, tetapi karena itulah pekerjaan dengan hasil paling tinggi bagi mereka. Di sepanjang perjalanan saya masih bisa melihat ada yang budi daya madu, toko kelontongan, guest house, dan warung. Itu membuktikan bahwa perkataan bapak yang bersama kami benar adanya. Dalam prinsip bisnis menganut resiko besar, keuntungan besar tampaknya berlaku bagi para penambang di sana yang berjumlah sekitar 300 orang. Setiap hari mereka memanggul belerang satu sampai dua panggul belerang yang berisi 50-100kg setiap panggulnya menurut kesanggupan fisik mereka hari itu. Dengan pendapatan terbesar di sana, resiko yang dialami penambang adalah kerusakan paru-paru akibat menghirup asap belerang setiap hari. Resiko yang besar bukan? 

Secara matematis menurut saya keuntungan yang di dapat dan resikonya tidak sebanding bila dibandingkan dengan para penampung belerangnya tentunya. Saya kurang paham bagaimana seluk beluk tentang bisnis belerang, tapi saya rasa apa yang masyarakat sana rasakan tidak adil. Dari informasi yang saya dapat dari mereka, harga belerang yang mereka tambang hanya sebesar Rp. 900 per kgnya. Anggap saja mereka setiap hari mampu membawa dua panggul dengan berat masing-masing 70kg, maka setiap hari mereka bisa membawa uang Rp. 126.000. Berarti dalam satu bulan pendapatan mereka berkisar Rp. 3.780.000 bila dihitung dalam 30 hari kerja. Apakah uang segitu sebanding dengan pengorbanan mereka yang rela paru-parunya makin lama makin rusak? Satu yang saya lupa tanyakan adalah bagaimana nasib mereka yang paru-parunya sudah rusak, masih tetap menambang demi sesuap nasi atau beralih ke pekerjaan lain, atau mendapatkan asuransi kesehatan? 

Dan ditengah banyaknya pertanyaan, terselip pertanyaan saya tentang kenaikan harga minyak ke mereka, dan jawaban mereka membuat saya terkejut. Mereka tidak ambil pusing mau naik atau turun, bagi mereka bekerja dan bekerja itu jauh lebih penting. Bagi mereka satu hari tidak menambang, berarti satu hari pula mereka tidak mendapatkan uang dan mungkin bisa saja bingung memberi istri dan anak makan. Suatu kehidupan masyarakat desa yang luar biasa. Suatu desa dengan sumber kekayaan hebat yang harusnya bisa mensejahterakan masyarakat di sini dengan tidak menggantungkan pada hasil tambang belerang. 

Sepanjang perjalanan dari titik start ke lokasi api biru dan kembali ke start lagi, ada ratusan wisatawan datang silih berganti baik dari Indonesia dan luar Indonesia. Ingat bahwa ijen menjadi salah satu tujuan wisata yang lagi menarik bagi wisatawan seluruh dunia karena apa yang terdapat di sana. Harusnya alternatif pariwisata bisa menjadi sumber penghasilan lain bagi penduduk di sana. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas yang baik, tentunya akan diikuti minat investor untuk mengembangkan daerah itu dan menambah jumlah lapangan pekerjaan baru. Karena saya lihat satu-satunya penginapan di area aman hanya milik pemerintah yang masih menunggu peresmian dari menteri kehutanan. Memang ijen merupakan cagar alam yang harus dilindungi, tentunya pemerintah lewat menteri kehutanan bisa mengukur berapa banyak investor yang boleh masuk dan mau mengembangkan apa. Karena bagi orang pecinta travelling macam saya hanya menikmati apa yang Tuhan sudah sediakan bagi Bangsa ini untuk dikembangkan. 

Mau tidak mau, pemerintah harusnya mulai memaksimalkan ke arah pariwisata. Ingat, bahwa tanpa disadari, ijen sudah masuk dalam salah dari sepuluh kawah terbaik di dunia. Yang pasti tentunya akan membawa daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Belum lagi area api biru alamnya yang juga layak untuk diperhitungkan, dan tentunya matahari terbit adalah hal yang sangat bagus dinikmati di ketinggian lebih dari 3.000 dpl tersebut. 

KESERIUSAN PEMERINTAH DALAM MEMAKSIMALKAN POTENSI WISATA DI IJEN AKAN MEMBUAT ALTERNATIF PEKERJAAN YANG LEBIH MANUSIAWI BAGI PENDUDUK DI SINI DAN JUGA MENJAUHKAN DARI RESIKO BESAR KERUSAKAN PARU-PARU. MAU TIDAK MAU, PERCAYA TIDAK PERCAYA, SUKA TIDAK SUKA, IJEN SUDAH MENJELMA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DUNIA, BUKAN HANYA SEKEDAR LOKAL BANYUWANGI ATAUPUN INDONESIA. 



Salam damai dan God bless Indonesia
Laskar Banyuwangi

Jumat, 27 Desember 2013

Menikmati Kesunyian di Surga tersembunyi di Pedalaman Banyuwangi

Ini sebuah kisah perjalanan saya bersama teman-teman menuju taman nasional meru betiri yang berada di pedalaman selatan banyuwangi. Perjalanan ini bermula saya bersama  mentor saya menuju pantai teluk ijo yang di mana tidak kesampaian karena memang belum tahu di mana letaknya turun ke pantai itu. Jadi kunjungan pertama cuman mengunjungi pantai rajegwesi semata berhubung karena keterbatasan waktu. 

Beberapa minggu kemudian datang juga ke 2 teman saya dari surabaya dan kupang dan saya ajaklah mereka di sana untuk menyusuri berpetualang menuju pantai teluk ijo. Di sepanjang perjalanan, kami menikmati sebuah perkebunan milik pemerintah dengan udara yang bersih, air yang bersih, dan juga membuat mata menjadi sejuk dengan warna kehijauan yang ada di sepanjang jalan. 

Pantai teluk ijo sendiri pada dasarnya berada di dalam kawasan taman nasional meru betiri berada di dalam dua kabupaten, yaitu Banyuwangi dan Jember. Di kawasan meru betiri sendiri ada tempat yang begitu terkenal dengan penangkaran penyunya yang disebut dengan sukamade. Berhubung jalan yang tidak bisa dilewati mibil biasa, maka kami hanya memutuskan untuk ke pantai teluk ijo saja. Oh ya sebagai tambahan kawasan taman nasional ini juga mencakup pantai rajegwesi. Selain itu taman nasional ini juga mengusung konsep ekowisata. 

Setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam dari rumah saya, sampailah kita ke tempat perhentian untuk menuju ke pantai tersebut. Sebelum menuju pantai teluk ijo, ada beberapa tes yang harus kami lalui karena medan yang turun, naik dan berliku. Seperti lagu dalam ninja hatori dah.. hahaa
Jarak yang harus kami lalui sekitar 1 km dengan kondisi medan yang membuat lelah apalagi waktu pukangnya karena harus naik gunung.. (lebay dikitlah.. hahah). 500 meter pertama kita menyakitkan dan di 500 meter selanjutnya, suasana sudah berubah. Di mana kami sudah bisa melihat laut dengan penuh babatuan sehingga tempat tersebut di sebut dengan pantai batu. Pantai ini sendiri panjangnya sekitar 300 meter, kemudian memasuki pepohonan dan tak lama kemudian sampailah kita di pantai teluk ijo. 

Ya, teluk ijo yang mungkin sedikit asing bagi wisatawan lokal dan juga mancanegara, tapi dibalik itu semua tersimpan sebuah keindahan yang sunggug menakjubkan. Pasir putih yang bersih, air laut yang jernih dan bebas dari pencemaran, tebing yang tidak kalah dengan uluwatu, dan juga air terjun air tawar yang bisa kita pakai untuk mandi setelah bermain air laut. Suasana khas pantai yang masih asli dan belum terjamah manusia, hewan liar berkeliaran, suasana yang hening dibarengi deburan ombak yang membuat suasana hati begitu damai dan mata dimanjakan dengan penampakkan cantik bak bidadari di dalamnya. Ya, itulah surga tersembunyi di ujung paling selatan banyuwangi. Namun lagi-lagi karena keterbatas waktu dan juga kondisi cuaca yang lagi kurang bersahat, kami belum puas untuk menjelajah lebih dalam keindahan yang ada di sekitar tempat ini. Masih banyak keindahan yang memanti kami dikunjungan berikutnya. 

Perjalanan pulang ke mobil adalah kondisi yang paling menguras tenaga karena meden yang selalu naik tanpa ada lahan yang datar. Tapi semua itu terbayar lunas oleh keindahan yang ada di sana. Kondisi ini di perlengkap dengan kami yang belum sempat makan siang, sehingga benar-benar membuat lelah. Setelah sampai ke mobil, tanpa pikir panjang kami menuju ke ayam pedes 'mbok wo' yang begitu luar biasa enaknya. Subuah kuliner khas banyuwangi yang menggugah selera makan siapaun yang ada. 

Keindahan banyuwangi yang belum selesai untuk di nikmati dan nantikan kisah berikutnya. Beberpa ini kami tampilkan foto2 yang kami ambil secara amatir menggunakan hape yang kami bawa.















Senin, 07 Oktober 2013

Pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Flores

Akhirnya perjalanan travelling saya mulai saya posting di blog pribadi... hehehehe 

Beberapa waktu lalu adalah pertama kalinya bagi saya menginjakkan kaki di pulau flores di kota labuanbajo tepatnya, untuk mengunjungi salah satu keajaiban dunia baru yang terkenal dengan pulau komodo. Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dari exotic komodo hotel yang dengan sangat bagus menjamu kami, bahkan sampai berkeliling ke kepulauan yang ada di sana. Waktu 4 hari 3 malam saya benar-benar terasa kurang untuk bisa menjangkau seluruh pulau flores. 

Kedatangan kami di bandara labuanbajo langsung disambut hangat oleh tim dari excotic komodo dan menghantar kami makan siang di restauran hotel tersebut. Habis itu kita cauuu menuju pantai pede yang di mana menjadi tempat pembukaan dari acara sail komodo 2013 yang hanya berjarak beberapa hari dari kedatangan saya. Untunglah saya tidak hadir bebarengan dengan acara sail komodo, karena acara tersebut sangat amburadul terutama bagi para wisatawan lokal. Di mana kata beberapa orang yang bercerita tentang acara sail komodo, memprioritaskan wisatwan mancanegara dan para pejabat yang hadir di semua fasilitas yang ada, bahkan tidak segan mengusir wisatwan lokal walaupun sudah membooking hotel dan juga beberapa fasilitas yang ada. Yah saya lagi tidak membahas hal kacau itu, saya hanya akan menceritakan apa yang saya alami di sini. 

Ok saya lanjutkan cerita tenang pantai pede yang. Pantai yang sunyi dengan fasilitas minim dan tidak terlalu bagus karena beberapa area kotor dan tidak lagi orisinil karena ada beberapa pembangunan untuk tempat parkir di sana. Cuman bagaimanapun, hawa pantai dan laut membuat hati dan jiwa ini terasa senang, asal tidak menjadi gudang sampah saja sudah pantai seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi banyak hal bila dikelola dengan benar. hohohoho
Kelar di pede kami lanjut ke puncak bukit untuk melihat kota labuanbajo seperti apa dan ternaya indah dengan backgroun laut dan pulau-pulau yang ada. Suatu pemandangan yang memanjakan mata karena sudah hampr 2 bulan tidak melihat laut... lebay kali ya.. hahahaha Setelah puas, kami menuju tempat untuk bisa menuju ke kanawa, sayang seribu sayang tempatnya tutup dan akhirnya kami hanya makan malam di pusat kuliner di labuanbajo. Banyak makanan tersaji dan kita tinggal memilih yang mana. Selesai makan, berlanjut ke hotel beristirahat untuk menyimpan tenaga buat besok yang semakin seru dan menyenangkan.. hehehehe

Well, now the best part in labuanbajo.. hohohoho Berangkatlah kami menuju pelabuhan untuk berkeliling menuju kepulauan komodo tetunta setelah makan pagi dong... biar tidak pinsan kali ya.. hahaha :p
Kami berangkat sekitar pukul 07.00 wita dikarenakan jarak ke pulau komodo sekitar 4 jam, jauh juga ya.. hehehe  Ditengah perjalanan kami disambut oleh angin yang begitu kencang dan gelobang arus bawah yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas menyelam. Untuk bisa tahu lancar tidaknya ke pulau komodo, kami menuju ke pulau rinca sekaligus untuk mengantisipasi kalau tidak bisa menuju ke pulau komosonya, dikarenakan di pulau itu juga terdapat ribuan komodo yang bisa dilihat mata dan tidak seseram yang dibayangkan. OK. singkat cerita sampailah kita di pulau rinca dan mendapat kabar tidak bisa menuju ke pulau komodo karena cuaca yang tidak memungkinkan. Kami masuk ke dalam pulau untuk menuju ke ruang registrasi dan segera melakukan pertualangan di tempat itu. Ada 3 medan yang harus kita pilih, yaitu short, medium, dan long track, dan kami memilih yang short karena kurangnya waktu yanga ada. Kami berkeliling meliihat komodo, menejalajah mendaki gunung akhirnya sampailah kita di tempat yang di amna guide kami menyebutnya panorama. Panorama,,?? suatu tempat yang di mana kit disuguhi suautu panorama yang sangat indah dan tampak seperti surga (bisa diihat di foto yang saya upload nanti). Selesai, kami kembali untuk melajutkan petualangan yang ada dan mirip sama film pirate of caribian deh, cuma ga ada monsternya saja.. hahahaha
Sampai di kapal kami mendapat kabar bisa menuju ke pulau komodo, cuman sayang sekali kapten kapal tidak bisa menjamin kita kembali ke kota karena hari sudah mulai melewati siang hari. Yah...... sayang beribu sayang, saya masih belum kesampaian menginjakkan kaki ke pulau surga yang di mana ada pantai berwarna pink atau yang lebih dikenal dengan pink beach.

Akhirnya kami memutusakan berjalan menyusuri pulau-pulau yang bagus dan yang menjadi destinasi favorit wisatawan yaitu pulau kelor dan pulau bidadari. Sekitar 1 jam sampailah kami ke pulau kelor di mana pulau yang ada sungguh indah dan air yang jernih sehingga membuat saya tak sabar ingin segera bermain air dan pantai. Setelah puas, kami melanjutkan ke pulau bidadari yang di mana menghabiskan waktu juga sekitar 1 jam dari pulau kelor. Dan lagi-lagi mata saya disuguhi pulau yang tidak kalah bagusnya dengan pulau kelor. Rasa lelah tidak menghalagi niat saya untuk bermain air dan menghabiskan waktu di pantai sampa sore hari. Sungguh hari yang sangat indah kawan.. 1 hari terasa disurga.. hahaha  Menjelang sore kami kembali, agar hari tidak semakin larut sehingga masih bisa berkeliling kota dan mecari makanan yang ada di sana.. hehehehe

Setelah selesai sumua, tibalah kami di hotel untuk beristirahat dan menantikan jadwal meuju tempat lain yang di mana sudah di atur oleh pihak dari excotic komodo.

Pagi bangun, sarapan dan berangkat.. Itu menjadi menu rutin saya selama travelling kemana-mana.. hehehe Akhirnya kami diberitahu berngkat di kampung melo untuk mengetahui suku asli sana dan ke danau sanonggoang. Pejalanan menggunakan mobil yang lumayan jauh dengan medan yang melalui peggunungan, jalan yang berliku-liku seperti film intial d dah.. hahaha Sekitar 2 jam kami tiba di kampung melo untuk mampir ke desa adat dan disambut oleh kepala suku yang ada. Sayang kedatangan kami begitu mendadak sehingga tidak sempat disambut dengan tari-tarian khas flores. Yah gapapalah, pertualangan ke flores masih belum usai dan pasti kembali lagi ke sana.. hohoho
setalah banyak ngobrol akhirnya kami berpamitan dan menuju ke danau sanonggoang yang di mana perjalannya begitu menyiksa dengan jalan yang rusak sekitar 10 km mendekati danau yang seharusnya begitu indah dan asri. Danau yang cantik, bersih dan juga penduduk lokal yang sangat ramah membuat kami sedikit lama berfoto-foto ria (narsis dulu) hahaha

Setelah selesai kami kembali dan menghabiskan malam di restoran italia dengan makan makanan khas italia.. ehehehe setelah selesai kami kembali ke hotel untuk beristirahat agar tidak ketinggalan pesawat esok pagi.

Habislah hari kita di Flores dan 4 hari merupakan hari yang sangat kurang untuk mengunjungi salah satu surga di timur indonesia ini. Dan kenjungan saya ke flores akan berlanjut untuk menunjukkan pada dunia dan indonesia bahwa flores begitu indah dan menawan. hehehe

Beberapa foto akan saya posting di www.beautifulindonesiascenery.com :)


















Senin, 30 September 2013

Pengalaman terburuk sepanjang hidup selama berwisata di Indonesia

Sebagai seorang pencinta travelling pasti punya pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, dan berbagai perasaan lainya. Pengalaman paling buruk berwisata adalah pada saat pulang dari labuanbajo, flores ke surabaya transit ke bandara internasional ngurah rai, denpasar, Bali. Penerbangan dari labuanbajo ke denpasar tidak ada masalah dan benar on time. Setiba di denpasar hand phone saya menunjukkan 10.00 wita dan kami segera menuju bis yang disediakan pihak lion air untk menuju terminal chek in transit. Setelah itu kami naik bus lagi menuju terminal utama untuk terbang menuju surabaya. Kedatangan kami di terminal, meunjukkan sekitar pukul 10.15 wita sedangkan jadwal penerbangan saya ke surabaya pukul 10.30 wita. Sesampai di terminal kami menunggu sambil berjalan-jalan di sekitar terminal dan gate yang ada waktu itu karena tidak ada panggilan sesuai prosedur yang ada di dalam bandara internasional yang ada selama ini. 

Setelah menunggu sampai pukul 10.30 saya curiga karena tidak ada panggilan sama sekali dan 10.34 saya melihat jadwal di monitor dan ternyata no penerbangan kita tidak ada dan kami tanya ke petugas dan dengan enteng dijawab sudah berangkat. 

Lalu kami sempat berdebat dengan petugas yang ada, dia bilang pesawat datang di denpasar 10.25 wita dan terbang lagi ke bima pukul 10.50, sedangkan di jam handphone saya saja tidak menunjukkan jam segitu. Lalu kami disuruh datang ke kantor csonya dan ternyata tutup tidak ada petugas sama sekali, kemudian kami mendatangi dipetugas yang sama dan berdebat lagi, kemudian kami datang ke bagian chek-in untuk menemui petugas yang ada di sana. Sesampai di sana petugas malah menyalahkan kami, katanya 15 orang dari labuan bajo, hanya kami ber 3 yang ketinggalan, kami tantang minta data selama pesawat kami tiba di denpasar sampai terbang ke surabaya, tidak ada tanggapan sama sekali. Kemudian marahlah saya, saya sobek tiketnya dan saya lempar ke petugas yang di mana saya tidak mencatat namanya. 
Karena brengseknya petugas di sana (menurut saya sih), maka kami berinisitif mengunjungi pihak csr bandara untuk membantu kami memediasti dengan pihak manajemen lion. Dipertemukannya kami dengan katanmya sih pemimpinnya yang bernama adi, tapi sebelumnya kami mampir ke bagian chek-in trnasit untuk menanyakan data-data kami tiba di denpasar dan dengan sangat mengejutkan mereka bilang "maaf, komputer kami mati, sehingga database tidak bisa diakses" suatu hal yang konyo untuk perusahaan sekelas lion mematikan database di jam padat penerbangan. 
Kembali lagi ke adi yang katanya pemimpin di sana, tapi yang aneh adalah seragam yang dikenakan hanya baju putih dan celana hitam layaknya seorang pegawai cso dan karyawan trainning. Dia bilang "yang dari labuanbajo ada 8 orang da hanya kita ber3 yang ketinggalan" YANG BENAR 15 ATAU 8 YA??? Dari situ kami malas berdebat karena data yang keluar TIDAK COCOK. Dia juga bilang kalau kita belum check-in, bagasi kita pasti diturunkan dan ternyata saya mendapat telepon dari lion surabaya, yang mengatakan bagasi kami sudah sampai di surabaya. Jadi yang check-inkan kita siapa dong???

Di tengah proses di atas kami pesan tiket dulu supaya bisa pulang ke surabaya. 

Kemudian kami menuju ke cso lagi untuk mencari yang namanya adi tersebut dari seorang yang bernama bobby yang ternyata atasan cso yang ada. Di kantor cso, kami tanya dan minta nomor telepon pimpinannya, dan ternyata berbeda dari adi yang ternyata bobby yang muncul. Dia bilang "sudah memanggil sesuai prosedur dan bahkan melaui pengeras suara secara manual" tapi anehnya selama kami tiba di denpasar sampai di terminal tidak pernah kami mendengar panggilan sama sekali, sehingga kami simpulkan beberapa hal:
1. pemanggilan kemungkinan pada saat kita berada di Bus atau bahkan pada saat masih di pesawat
2. penerbangannya dimajukan tanpa pemberitahuan
3. memang manajemen lion air brengsek (menurut saya sih) hehehe

Karena tidak menemukan titik temu, akhirnya kami menyerah karena malas berdebat dengan orang brengsek(menurut saya), dan kami mencari makan siang karena waktu setempat menunjukkan pukul 14.00 wita (4 jam kami berdebat). Waktu makan teman saya berkata si pegawai yang pertama kami temui bilang seperti ini "kalian sengaja mencari jadwal penerbangan yang mepet sehingga punya alasan untk menyalahkan lion air". Untung saya tidak dengar kata itu, kalau dengar bisa jadi tempelengan mutlak mendarat ke muka orang tersebut. Dan komentar yang sangat tidak pantas dari seorang karywan di perusahaan sebesar lion yang di mana jadwal muncul karena pihak lon sendiri yang mengeluarkan. Kalau tidak sanggup mengatasi kenapa mengeluarkan jadwalnya??? 

Oke cerita sudah selesai mengenai perang dengan pihak lion air.... heheheheh
setelah makan, kami kembali ke terminal untuk check-in dllnya jauh lebih awal untuk menghindari pengalaman buruk lagi dengan pihak lion air. Setelah selesai sampailah kami di gate 18 dan ternyata mengalami kekacauan di sana dengan delaynya beberapa penerbangan sampai di cancelnya penerbangan di bandung oleh lion air tanpa pemberitahuan sebelumnya yang membuat seorang bule sangat marah. Yang sempat membuat saya kaget adalah tidak cocoknya no penerbangan yang tertera di tiket dengan yang di layar monitor. Dan lagi-lagi di delaynyalah penerbangan kita juga ke surabaya yang memang kesalahan bukan dari pihak lion air tapi dari presiden. Presiden mau kembali ke Jakarta sehingga membuat bandara ditutup sekian jam sehingga membuat semua jadwal penerbangan kacau dan sangat menggangu sekali aktivitas di bali. 

Benar-benar pengalaman berwisata yang sial. 1 hari di dalam bandara dan benar-benar mebuat capek. semoga ke depan kejadian ini tidak terulang lagi, sehingga program visit Indonesia bisa sukses dan menjadikan Indonesis sebagai salah satu destinasi terbaik dunia..



Salam hangat dari penulis,

oei sin sing 

berikut beberapa foto yang terjadi di sana









pariwisata, fasilitas, dan segala aspek penjunjangnya berkaitan dengan visit Indonesia dan kemajuan sektor pariwisata indonesia

Sebagai seorang pecinta travelling, saya akan mencoba membagikan banyak dari apa yang saya alami dan pemikiran sayang tentang hal yang berbau wisata di Negara Indonesia tercinta ini. Memang saya belum sepenuhnya mendatangi semua tempat dan pulau di Indonesia ini, tapi dari beberapa kali perjalanan saya, akan saya bagikan menurut apa yang saya tahu dan yang ada di dalam pemikiran saya untuk membnatu Negara ini dalam mensukseskan program visit Indonesia. Sebagai pecinta traveling yang bergabung dalam komunitas Beautiful Indonesia Scenery (BIS) www.beatifulindonesiascery.com, saya sangat bangga karena mendapat kesempatan yang jarang orang dapat dalam menjelajahi Negeri ini. 

Di setiap perjalanan mengarungi Negara kepulauan yang penuh dengan keragaman, kekayaan, dan keindahan, membuat saya selalu terkagum-kagum akan apa yang ada di dalam Negeri Indonesia tercinta ini. Semua tempat yang saya posting di dalam www.beautifulindonesiascenery.com pernah saya datangi. Dari jawa, bali, ntb, dan ntt sudah saya datangi dan ke depan seluruh indonesia akan saya coba datangi.. hehehe
Selalu disuguhkan keindahan alam, keragaman suku, budaya, peninggalan sejarah, kuliner, dan bahkan hangatnya sambutan dari warga yang ada di sekitar sana. Dari pengalaman saya berkenala di Indonesia bisa saya simpulkan bahwa Indonesia adalah surga berwisata bahkan jauh melebihi dari apa yang ditawarkan di tru*** asi* itu.. hahahaha peace bro sensor dulu... Setelah saya melihat apa yang disajikan melalui program promosi dengan istilah visit Indonesia dan anggaran sekitar 600 miliar lebih yang dikeluarkan pemerintah benar-benar sangat membantu dalam mensukseskan visit Indonesia dan menjadikan Negeri ini menjadi salah satu destinasi terbaik di dunia dalam bidang PARIWISATA. 

Namun adalah masalah serius yang menurut saya bisa membuat program yang sangat bagus ini gagal. Dari pengalaman saya, banyak fasilitas yang sangat buruk, akses yang sangat jelek, kurangnya kesiapan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Juga dari kebijakan politik yang ada sehingga kerap kali mengganggu kegiatan pariwisata. Beberapa tempat seperti Taman Nasional Alas Purwo di banyuwangi, Taman Nasional Baluran, dan juga ikon wisata kita pulau Bali yang menurut saya masih jauh dari standart untuk menjadi yang terbaik secara fasilitas dan kepuasan konsumen. 

Beberapa ini hal yang menurut saya perlu menjadi perhatian dalam memaksimalkan potensi wisata yang ada di banyak daerah.
1. Dari sisi akses menuju tempat wisata banyak yang sangat buruk. Jalan berlubang, dan bahkan sangat jelek sehingga hanya truk yang bisa masuk ke sana, macet, kepentingan pejabat sehingga pengguna layanan umum harus mengalah untuk kepentingan orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan yang menjadi sok penting dan sok minta didahulukan. 
2. Dari fasilitas hotel yang ada juga jauh dari kata memuaskan. Di beberapa tempat saja tersedia hotel yang bagus seperti Bali bagian denpasar dan sekitar, labuanjo, di luar itu masih sangat kurang. Bahkan di sekitaran Bali utara saja masih sangat kurang, padahal Bali adalah ikon wisata Indonesia. 
3. Transportasi yang masih terbastas dan cenderung mahal di daerah-daerah tertentu. Kurangnya akses transportasi baik darat, air, dan udara sering kali membuat orang malas berwisata ke daerah-daerah lain, hanya jawa, bali dan juga beberapa tempat dengan biaya trasportasi murah saja yang sering menjadi destinasi wisatawan terutama wisatawan lokal. Dan juga terkadang buruknya pelayanan penyedia sarana transportasi yang ada, sehingga membuat kepuasan berkurang. 
4. Kurang bisanya wisatawan lokal dalam merawat tempat wisata, fasilitas dan hal yang berhubungan dengan itu. Masih seringnya sampah berserakan di tempat-tempat wisata yang di mana saya amati selalu tempat yang penuh dengan wisatawan lokal yang kotor. Juga mencorat-coret fasilitas yang ada sehingga fasilitas yang ada terkesan jorok dan kotor. 

Dari ke4 hal tersebut pernah saya alami semua dan saya memposisikan diri sebagai wisatawan asing yang berkunjung dan merenungkan apa yang terjadi. Mungkin untuk pencinta tantangan, fasilitas dan akses yang buruk tidak menjadi masalah, karena orang-orang semacam itu bisa beradaptasi dengan semua kondisi yang buruk. Tapi itu tidak bagi wisatawan yang memang berwisata untuk bersenang-senang dan memanfaatkan faslitas yang ada. Dan ingat mayoritas terbesar dari wisatawan dan pencinta tantangan masih jauh lebih besar wisatawan, sehingga mau tidak mau kepentingan yang lebih besar itu harus didahulukan. Yang menjadi masalah selanjutnya adalah pengembangan yang tidak merata, sehingga membuat orang lama-kelamaan bosan dengan tempat yang hanya itu-itu saja. Saya rasa orang-orang di pemerintahan tahu masalah ini, cuman tidak mau bergerak saya, menurut pendapat saya sih begitu.. hehehe

Kalau akses jalan yang buruk dan macet tidak perlu dibahas lebih lanjut ya karena saya rasa semua orang sudah tahu dan merasakannya mungkin.. hehehe Masalah kebersihan juga perlu menjadi sorotan untuk membuat daerah itu tetap menjadi destinasi tujuan favorit. Sebagai contoh saya sebut saja Kuta, Bali dimana sekarang sudah mulai terkesan kumuh dengan banyaknya hotel yang berada di dalam gang kecil, sampah yang sudah mulai berserakan di sembarang tempat, dan bahkan pantai. Hal ini rentunya mengurangi minat banyak wisatawan dalam berkunjung di sini.

Masalah transportasi ini juga perlu menjadi sorotan penting loh.. Ini benar-benar saya alami sendiri dan kalau tidak ditindaki dengan baik. akan membuat program visit Indonesia bisa gagal bro. Pengalam ini baru saja terjadi beberapa hari lalu, di saat saya beserta 2 teman saya pulang dari labuanbajo ke surabaya dengan transit di Denpasar. Pertama adalah di tinggalnya pesawat dari denpasar ke surabaya yang sebenarnya adalah penerbangan yang terkoneksi dari pihak wing air yang di mana malah menyalahkan kita padahal kesalahan jelas dari pihak mereka. Dan tiket yang hanguspun tidak mendapat penggantian, padahal menurut pihak manajemen lion di denpasar masih bisa mendapat penggantian 10%. Selanjutnya saya dan 2 teman saya membeli tiket lagi dan tidak diganti juga.. hehehehe setelah jam penerbangan tiba ternyata di delay gara-gara pesawat kepresidenan ada di sana dan mau kembali ke Jakarta dan membuat bandara internasional ngurah rai ditutup sementara. Sehingga kacaulah jadwal di bandara tersebut dan membuat antrian penerbangan yang parah. Oh ya satu lagi, pada saat menunggu delay tersebut saya melihat dengan mata kepala sendiri antrian yang terjadi di gate 18 dan juga adanya pembatalan penerbangan dari pihak lion (lagi2 lion) tanpa memberi tahu penumpang, sehingga membuat penumpang marah dan hampir saja terjadi tindakan anarkis.

Pesawat kepresidenan yang membuat bandara Internasional ditutup adalah tindakan bodoh untuk mensukseskan visit Indonesia. Kalau saya berkunjung ke suatu negara dan hal itu terjadi di dalam bandara, maka dengan otomatis saya tidak akan berkunjung lagi ke negara tersebut, karena bagi saya itu benar-benar tindakan bodoh dan mengganggu sekali. Hal ini seharusnya menjadi sorotanlah dari pemerintah sehingga kepentingan negara ini terpenuhi, memangnya perlu ya samapi menutup bandara dan membuat jadwal penerbangan banyak negara kacau?? saya rasa otak seorang presiden bisalah berpikir tentang ini dan mengatasi masalah ini.. heheheheh peace bro

Salam hangat dari penulis

oei sin sing......






berikut adalah foto yang sempat saya ambil pada waktu bandara kacau... hehehhe