Sabtu, 11 Januari 2014

Sisi Lain dari Kisruh Anas, Sby, Demokrat, dan KPK

Banyak saya mendengar dan melihat dari berbagai sumber tentang masalah yang lagi panas hari- hari ini yaitu penangkapan anas oleh KPK da juga saling serang antara pihak anas dengan pihak sby dan demokrat. Banyak dari semua sumber yang saya baca selalu di ambil dari pihak yang pro dan kontra. Cukup jelas siapa pro siapa dan siapa bela siapa dan itu adalah hal yang lazim dan normal. Cuman sebagai orang awam di dunia politik dan cenderung agak muak melihat masalah di politik yang selalu hubungannya dengan korupsi saya mencoba melihat kasus ini dari sisi saya saja. Saya cenderung tidak melihat pihak mana yang benar dan salah, tapi menurut saya serangkaian kasus dalam sebuah organisasi apapun selalu muncul karena banyak hal dan terlepas dari itu, penyebabnyapun beragam, mulai dari salah arah, salah komunikasi, dan lain sebaginya. Kasus anas, menurut saya semua pihak yang ada di dalam organisasi demokrat salah, tidak sekedar anas dan sby semata. Kenapa? 
  1. Kalau memang anas terbukti korupsi, berarti ada kesalahan mekanisme dalam pemilihan ketua umum di partai demokrat dan tidak bisa kepas dari penasehatnya yang di mana seharusnya penasehat bisa menasehati dalam pengambilan kebijakan dalam pengambilan keputusan. Selain itu juga tidak sejalannya nilai, visi, dan pradigma para pemimpin yang ada sehingga diperoleh seorang pemimpin yang notabene adalah banjingan anggaran. Dan kemungkinan yang lain memang kualitas mayoritas kader memang seperti itu. Contoh yang saya alami di dalam keikut sertaan saya di dalam organisasi excellent leader trainning, setiap ide dan gagagasan yang saya miliki selalu saya koordinasikan dengan teman selevel sebelum diajukan ke ketua, dan ketua yang pastinya akan mendiskusikannya dengan penasehat agar tidak salah dalam tindakan ke depannya.
  2. Kalau anas tidak terbukti korupsi, berarti ada kesalahan fatal dalam sistem manajemen di dalam organisasi yang disebut demokrat ini. Kesalahan apa saja? 
    • Tidak sanggupnya menjalankan dan mengelola manajemen konflik sehingga konflik yang ada sampai berkembang dan mencuat sampai ke publik secara luas.
    • Perekrutan kader dan anggota yang salah, ini terbukti dengan ditangkapnya beberapa kader dari demokrat yang terjerat kasus korupsi. Seperti, nazarudin, angelina sondak, dan lain-lain. 
    • Ketidak becusan penasehat partai karena tidak mampu mempersatukan 2 kekuatan besar yang dimiliki oleh ketuanya dengan pihak penasehatnya. 
    • Terkesan antara penasehat, ketua, pemimpin dan anggota berdiri sendiri dan membentuk suatu blok tersendiri sehingga membuat persatuan di kubu partai sangat buruk. 
    • Terkesan penyamaan visi dan misi yang tidak selaras atau mungkin tidak disampaikan ke seluruh anggota partai. Hal ini dibuktikan dengan iklan partai yang berkata katakan tidak pada korupsi dan dijawab dengan beberapa kadernya yang tersangkut kasus korupsi. 
    • Sop dan pendelegasian tugas yang tidak berjalan, sehingga membuat pengambilan keputusan terkesan asal dan tidak bermutu. 
    • Bisa juga penyampaian informasi yang tidak jelas atau mungkin disengaja tidak jelas sehingga banyak kader yang kader tersangkut korupsi dan bahkan membawa nama pemimpin partainya
  3. Keterlibatan KPK hanya sebatas diperalat suatu pihak untuk mencari siapa yang benar dan salah, tanpa memikirkan solusi yang lebih baik untuk kedepannya. 
Di atas hanya kemungkinan yang bisa saya lihat dari sudut pandang saya sebagai orang awam. Dan segala yang terjadi hanya pihak internal yang tau atau mungkin dengan memanggil konsultan dibidangnya agar bisa mencari di mana letak kesalahannya sampai terjadi seperti ini. Dari apa yang sudah saya utarakan di atas, tidak ada yang benar dan salah. karena semua salah karena memang tidak berjalan dengan baik mekanisme yang harusnya berdasarkan pada pengelolaan manajemen yang baik. 

Tidak ada komentar: